Friday, December 22, 2006

Sinonim Maksud

Bagi para tamu undangan acara Puncak Peringatan Hari Ibu ke-78 di Sasono Langen Budoyo, TMII, tanpa perlu memperkenalkan diri pun tentunya sudah mengenal siapa yang berdeklamasi dengan fasihnya perihal pendapat dan keyakinannya selama ini tentang perdagangan perempuan, yang tak lain adalah Desak Made Hugheshia a.k.a Dewi Hughes.

Bagi yang tak kebagian undangan acara tersebut, ada beragam kegiatan alternatip yang tidak sebatas dalam bentuk seremonial. Pada pagi ini saat para karyawan berangkat kantor, ratusan perempuan berjilbab diiringi oleh puluhan Polwan mengadakan acara jalan kaki bareng dari bundaran GI (d/h HI) dengan membawa spanduk dan poster bertuliskan dukungan terhadap poligami, terlepas poligini atau poliandri. Spanduk dan poster mereka jelas-jelas menunjukkan identitas yang jelas yaitu Hizbut-Tahrir Indonesia.

Tak lama kemudian sekitar 50-an demonstran lain berkumpul di bundaran GI (d/h HI) tersebut. Meskipun jumlahnya sedikit namun mereka kelihatan amat bersemangat dengan orasi-orasi yang disambut dengan yel-yel dan lagu plesetan "Satu-satu aku sayang Ibu". Sebagian pendemo menggunakan kaos seragam bertuliskan "Saya Menolak Poligami", ada juga yang memakai topi caping sehingga wajahnya tersamarkan. Menurut tulisan di posternya mereka dari Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan, tapi terlihat beberapa pria juga diantaranya. Bahkan ada pria bersorban dengan kostum ala Bos AA Gym (B 446 YM) tapi memakai kaca mata gelap, barangkali untuk menyamarkan wajah aslinya, namun yang jelas ia adalah Aa Gym samaran, bukanlah aslinya.

Rupa-rupanya perbedaan pendapat tidak hanya sebatas pada apa yang hendak disampaikan dan bagaimana penyampaiannya saja, namun juga perlu tidaknya penyamaran siapa pembawa pesan. Bagaimanapun juga masing-masing pihak memiliki dasar pendapat dan keyakinan masing-masing. Bagi yang berpendapat dan berkeyakinan akan kewajiban pemakaian samaran dalam menyampaikan pendapat biasanya lebih mudah memaklumi pihak penganut aliran yang selalu mencantumkan identitas aslinya.

Sebaliknya, orang-orang yang telah terbiasa melihat dulu profil pemilik pendapat atau keyakinan biasanya lebih sulit mempercayai pendapat atau keyakinan orang atau pihak dengan nama samaran atau beridentitas samar-samar. Dalam bisnis pun, profil perusahaan atau merek produk sering merupakan faktor yang turut menentukan untuk meraih kepercayaan calon pembeli terlepas harga dan kualitas produk yang ditawarkan.

Pro dan kontra perlunya penyamaran dalam penyampaian pendapat tidaklah perlu sampai menjadi pertentangan andaikata masing-masing pihak menaruh kepercayaan bahwa masing-masing pihak sama-sama bermaksud baik dalam menyumbangkan pendapat, yaitu demi kebaikan dan kemajuan semua pihak. Sebaliknya jika sebagian pihak tidak mempercayai maksud baik pihak lain maka akan sulit diperoleh kebaikan dan kemajuan semua pihak, termasuk pihaknya sendiri.

Bagi masyarakat teknologi informasi, sudah terbiasa bahwa user anonymous mendapat tingkat kepercayaan paling rendah dibandingkan user yang sudah dikenal melalui registrasi oleh user administrator yang mengatur tingkat-tingkat kepercayaan dalam mengakses sistemnya. Jika dunia nyata diidentikkan dengan dunia teknologi informasi, bisa-bisa semua pihak (termasuk anonymous) berebutan menjadi administrator yang paling berhak memberi penilaian pihak-pihak mana saja yang paling bisa, lebih / kurang bisa dan tidak bisa dipercaya pendapatnya.

Jika sebuah kata memiliki sinonim (bukan antonim), bisa jadi kalimat juga memiliki sinonim, demikan halnya dengan berita atau cerita. Perbedaan pendapat pun tidak mustahil merupakan sinonim yang memiliki maksud sama, hanya saja mungkin beda latar belakang yang mendasarinya. Acara kenegaraan resmi maupun aksi-aksi jalanan hari ini sama-sama dimaksudkan sebagai kegiatan untuk memperingati hari Ibu dengan latar belakang peserta yang berbeda-beda. Di hari Ibu ini masing-masing pihak seyogyanya percaya bahwa semua pihak sama-sama memiliki maksud baik demi kebaikan dan kemajuan perempuan Indonesia, terlepas tata cara penyampaian yang lebih disukainya, baik dengan cara-cara melalui forum resmi, beridentitas jelas maupun samar-samar, ataupun yang menggunakan samaran.

Bagaimanapun juga, ihktiar menemukan sinonim maksud biasanya lebih mententramkan banyak pihak daripada mencari-cari antonimnya.

0 comments:

Post a Comment