Thursday, December 21, 2006

Konklusi Bernada Tanya?!

Petang ini saya bebas dari kewajiban "Car Call" paska jam kantor yang saya manfaatkan untuk kongko-kongko bersama konco-konco jomblo di warung kopi. Saya merasa asyik saja mendengar obrolan gado-gado rasa nano-nano mereka apalagi jika sampai adu dalil atau dalih. Ada-ada saja pemilihan kata-katanya seperti istilah "konklusi bernada tanya". Barangkali istilah tersebut digunakannya untuk menyatakan bukanlah sekedar: pertanyaan yang tak perlu jawaban, seperti yang dikenal orang selama ini.

Akhirnya sekitar jam 7:30 malam saya pamitan pulang duluan. Jalanan sudah lumayan sepi, sehingga kurang dari 1/2 jam sudah sampai rumah. Seperti biasanya, sebelum pergi nonton TV saya cek imil-imil. Ada 2 imil yang lain dari biasanya.

Imil yang pertama berisi cerita panjang sempit (bukan panjang lebar karena rata-rata paragraphnya memang tidak mengandung banyak kalimat) yang isinya mengingatkan kisah-kisah kekonyolan saya semasa kuliah dulu yang notabene swasta bersubsidi. Cerita tersebut diakhiri dengan paragraph:

Sedikit tulisan ini menjadi bagian yang sangat kecil dari catatan panjang yang belum/tidak bisa saya tuangkan satu demi satu.
Wadoh! Ampuuunn......... Rasa-rasanya dosa saya tak akan terampuni jika saya lupa jasa-jasa 'bantuan' darinya dan teman-teman lainnya, baik bantuan bikin PR, tugas kuliah, praktikum, skripsi, dan masih banyak lagi yang bikin saya geli tapi malu sendiri saat ini. Saya hanya bisa berharap mudah-mudahan mereka tidak akan terlalu kecewa andaikata bertemu kelak mengetahui bahwa sebenarnya saya masih membutuhkan banyak bantuan, termasuk bantuan obat rasa kangen, nasihat, petuah, dll.

Imil istimewa yang kedua berasal dari seorang sarjana yang (mungkin) saya belum pernah kenal dan (mungkin) ia pun belum pernah kenal saya. Identitas pengirim dan isinya jelas meskipun saya tidak jelas dari mana ia memperoleh saran untuk ngimil ke saya. Imil tersebut diakhiri pertanyaan apakah saya dapat memberikan saran dalam kaitannya dengan astronomi dan seni budaya?

Wadoh! Ampunn.. Apakah pengirim imil tersebut mengetahui bahwa saya bukan astronom dan saya tidak punya prestasi sama sekali dalam bidang astronomi maupun seni budaya?!

Saya jadi terheran-heran kenapa imil seperti ini tak ditujukan saja, misalnya ke Dr. Ninok Leksono MA yang biasanya mencantumkan alamat imilnya di akhir tulisannya di Kompas? Sudah banyak tulisannya tentang astronomi baik berupa pelajaran, informasi maupun telaah personal. Beliau dikenal luas sebagai dosen FISIP UI yang nyambi sebagai pejabat tinggi di berbagai media di grup Gramedia. Banyak orang mengakui kehebatan beliau yang beristerikan Dr. Karlina Supeli (kira-kira hari Ibu besok ikutan demonstrasi apa gak, ya?!), dosen STF Driyakara yang dikenal sebagai astronom wanita pertama Indonesia dan sepupu istrinya Prof. Hasan Poerbo MCD (alm), dosen Arsitektur ITB yang keempat anaknya lulusan ITB semuanya, dimana sulungnya bernama Onno W. Purbo yang terkenal di kalangan masyarakat IT Indonesia. Sesederhana apapun gaya hidup mereka, bagi yang pernah tahu Pak Hasan Poerbo tetap saja akan memandang trah-nya bukan trah sembarangan. Lhoh, kok malah bergunjing tentang keluarga orang lain?!

Jangankan paham ilmu astronmi, bahkan sampai saat saya me-reply imil tersebut tadi, saya belum paham apa hubungannya antara astronomi dengan seni budaya. Saya betul-betul tak tahu apakah kalimat akhir di imil ini merupakan sebuah kalimat pertanyaan ataukah kesalahan konklusi dari apa yang mungkin pernah didengarnya dari seseorang, yang kebetulan saja dinyatakan dalam format kalimat tanya?!

1 comment:

  1. hallo hastu..
    sy kesasar kesini pas lagi bergerilya dg keyword 'hasan poerbo', alm ayah saya...;)

    tks utk tulisannya ya..
    itb84 kan ?

    -lita uditomo-
    www.catatanlita.blogspot.com

    ReplyDelete