Thursday, May 21, 2009

Biang Sial Transportasi NAHASional

Hercules C-130 via Mabes TNI

Turut berduka cita yang mendalam atas malapetaka Hercules C-130 nahas di Magetan kemarin. Semoga malapetaka transportasi yang menewaskan korban jiwa seperti ini, apalagi yang lebih parah lagi, jangan sampai terjadi lagi.
Dari tadi malam nonton TV belum begitu terasa apa-apa selain keprihatinan yang mendalam atas petaka jatuhnya pesawat nahas Hercules C-130/A-1325 milik Skadron Udara 31 (Transportasi dan Logistik) Halim Perdanakusuma TNI AU.

Namun tadi pagi sewaktu membaca status facebook seorang temen seangkatan SMP atas korban teman SMP-nya yang bernama Bugi, tiba-tiba sekujur tubuh berasa mak griiing...... sehingga saia pun ngomen seapaadanya atas status temen tersebut.

Saia mau akui ataupun tidak, faktanya kapasitas memori saia memang amat terbatas. Praktis saia sudah lupa nama-nama temen SMP. Namun perasan mak gring yang amat kuat itu memaksa otak mengingat-ingat kembali nama-nama temen SMP yang bernama Bugi.... Bugi... hmm...... yang mana ya?

Hanya satu dua nama teman yang masih tersisa di ingatan. Salah diantara satu teman itu adalah seorang sahabat saya selama SMP bernama Benediktus Bugi Dewantono. Tak ada lagi nama Bugi lain seangkatan di SMP. Cek cek sana-sini....

Dan ternyata... .... bener. Letkol Bugi yang ada dalam daftar korban tewas tak lain tak bukan adalah pemilik nama ini. Meskipun saia belum memperoleh info apapun mengenai CV Letkol Bugi, but I feel very very sure about it! Lunglailah sekujur badan terkenang persahabatan kami dalam belajar dan bermain bersama saat SMP. Semoga keluarga Letkol Bugi, istri dan kedua putra-putrinya di Malang tabah menerima kenyataan ini.

.... .... ...
.... .... ...

Banyak pernyataan pejabat terkait di berbagai media menyebutkan kenyataan ini bukan sebagai suatu kecelakaan namun petaka atau kesialan. Dengan demikian pesawat itu tidak disebut sebagai pesawat celaka namun lebih disebut sebagai pesawat yang gi sial atau pesawat nahas.

Kecelakaan lebih mengundang konotasi akan kejadian akibat dosa-dosa manusia terkait baik purchase error, human error, management error ... ... atau error apalah namanya, yang jelas kecelakaan tidak semata-mata disebabkan Tuhan yang gi error. Misalnya disebabkan tak ada prioritas terhadap keselamatan jiwa manusia, tak pernah berhasil menganggarkan baik anggaran untuk upgrade, update, maintenance rutin ataupun pengadaan baru sebagaimana rekomendasi umum, dlsb. Untuk membuat sebuah konklusi sebab musabab suatu kecelakaan pada umumnya amat rumit dan banyak hal yang harus dikaji dari berbagai segi.

Beda halnya dengan kesialan. Tak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menghindar dari takdir Tuhan. Kecelakaan datang sendiri tanpa pernah diundang, dan bisa jadi tak pernah datang meskipun sudah dipersiapkan segala atribut penyambutan kedatangannya. Pembahasan kesialan pada umunya jauh lebih simpel daripada kecelakaan. Gak butuh macam-macam logika ataupun teori antisipasinya, bahkan kebanyakan follow-ups kesialan cukup mengandalkan intuisi saja. Selanjutnya... pasrah.

Bila kecelakaan adalah suatu kejadian tak terduga yang wajib dianalisa dan diriset sebab musababnya secara menyeluruh sebagai dasar plening follow-ups agar tak pernah terulang lagi kejadian serupa atau yang lebih parah lagi, maka dalam kontek kesialan, semua itu "tak sungguh-sungguh dibutuhkan". Kalo mo mati sih... mati aja, dimana aja n kapan aja. Hidup mati ditangan Tuhan.

Pencegahan kesialan tak diperlukan dalil-dalil logis dan ilmiah ataupun teknologi canggih. Kalopun diperlukan follow-up maka cukup buang biang sialnya. That's all n then... dismiss.


Pada saat ini perhatian masyarakat sedang terpusat pada sosok Jenderal Djoko Santoso sebagai Panglima TNI. Apakah seorang panglima memiliki kemampuan mencukupi kebutuhan semua angkatan dalam TNI masa kini? Bila seorang PangLima belum juga mampu barangkali.... dibutuhkan seorang PangEnam X Y.......

Namun jatuhnya pesawat nahas di desa Geplak, kecamatan Karas, kabupaten Magetan, Jatim, yang menewaskan 101 jiwa manusia ini belum tentu menjatuhkan seorang pangLima atas tanggungjawabnya memenuhi kebutuhan semua angkatan dalam TNI. Sejak beliau menjabat per 28/12-2007 (baru) pertama kali inilah diberitakan di berbagai media masa sipil terjadinya kesialan dalam transportasi militer yang menewaskan lebih dari 100 jiwa manusia.

Ada sobat bloger yang mengingatkan petuah Bung Karno via komennya di blog ini, JAS MERAH yang maksudnya kurleb: Jangan Sekali-kali melupakan, memlintir ataupun memanipulasi sejaRAH. Wajah bangsa bisa dilihat dari sejarahnya. Melupakan sejarah berarti melupakan wajah bangsa sendiri.

Gak usah mengingat-ingat ke masa lalu mengalir sampai jauh, selama pemerintahan SBY saat ini saja daftar kesialan-kesialan dalam tranportasi sipil yang secara skala memakan tumbal lebih dari 100 jiwa manusia sbb.:

  • 5/9-2006: Pesawat nahas Mandala Airlines RI 091 hancur meledak di Medan telah menewaskan 148 jiwa manusia
  • 8/7-2006: Kapal Motor (KM) barang nahas Digoel tenggelam di perairan Arafura telah menewaskan lebih dari 200 jiwa manusia
  • 29/12-2006: KM feri nahas Senopati Nusantara tenggelam di perairan kepulauan Karimunjawa telah menewaskan minimal 628 jiwa manusia
  • 1/1-2007: Pesawat nahas Adam Air KI-574 lenyap entah dimana telah menewaskan 102 jiwa manusia

Seiring lenyapnya pesawat nahas Adam Air ini juga telah membuat blog nahas ini mati suri selama lebih dari 2 tahun. Mati surinya blog nahas ini pun bukan sebagai kecelakaan yang tak disengaja melainkan suatu kesialan belaka wuehehehe.......

Meskipun telah dianggap sebagai kesialan-kesialan yang secara frekuentatif dan kuantitatif total jumlah jiwa manusia yang tewas amat fantastis dalam periode kurang dari 1 tahun tersebut diatas, namun belum tentu segera mendapat follow-ups sedini mungkin, at least membuang biangnya kesialan.

Data sejarah transportasi sipil diatas belum termasuk terbakarnya pesawat nahas Garuda Indonesia GA 200 di Yogyakarta yang telah menewaskan 22 jiwa manusia pada 7/3-2007. Meskipun secara kuantitas jumlah yang tewas kurang dari 100 jiwa manusia, namun secara kualitatif diantara penumpang pesawat nahas ini terdapat beberapa tokoh nasional dan rombongan jurnalis yang akan meliput kunjungan mentri luar negeri ostrali Alexander Downer ke Yogyakarta. Salah satu tokoh nasional nahas yang tewas adalah tokoh pandu/pramuka nasional yang juga mantan rektor UGM (1986-1990) Prof. Dr. Kusnadi Hardjosumantri.

Tepat 2 bulan kemudian yaitu pada 7/5-2007, Ir. M. Hatta Radjasa dimutasikan dari menteri perhubungan ke mensesneg. Boleh jadi berbagai kesialan terjadi di kesekretarisan negara namun yang lebih penting.... mudah-mudahan sih tak pernah terjadi lagi kesialan-kesialan di bidang transportasi sipil yang bisa menewaskan ratusan jiwa warga sipil per kejadian.

Sebelum jatuh tempo 100 harinya, yaitu pada puncak peringatan Hardiknas 26/5-2007 di komplex candi Prambanan, Presiden SBY menyerahkan penghargaan Satya Lencana Sewaka Wiraya Roha atas jasanya sebagai pencetus dan pejuang penerapan KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi para mahasiswa Indonesia. Penghargaan tersebut beserta tabungan yang nilainya tak dipublikasikan diterima oleh istri almarhum Ny. Nina Sutarina Koesnadi.

Setiap bangsa memiliki caranya masing-masing untuk menuntaskan permasalahannya.

Terlepas make sense apa kagak, fakta sejarah menunjukkan setelah itu sampai saat ini, bila dibandingkan masa sebelumnya maka bisa dikatakan tak ada lagi berita heboh nasional tentang kesialan-kesialan yang menewaskan banyak korban jiwa dalam bidang transportasi sipil.

Kesialan transportasi nasional pesawat militer nahas di Magetan yang bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional kemarin tentunya diluar skop bidang tranportasi sipil sehingga tak termaktub dalam jobdes menteri perhubungan. Namun banyak orang percaya sial atau nahas tak hanya menimpa transportasi sipil saja. Dunia penerawangan pun mulai berspekulasi selama biang sial saat ini belum juga di ruqiah, apakah akan menyusul nahas-nahas di TNI selanjutnya?

Kejadian sial atau nahas tak bisa diproyeksikan ataupun diprediksi secara ilmiah selain diterawang saja. Nggak make sense for common sense. Indonesia getto loh.

Wednesday, May 20, 2009

Ancaman Marabahaya Rokok

Barangkali...... saat sang fotografer memotret anak kecil ini waktu itu ndak kebayang sama sekali kalo suatu saat kelak anak cucunya bakal jadi salah satu dari segelintir Asian Godfathers berkat usaha tembakau.

Suspected grand father of one of Asian Godfather
Tembakau tidak selalu identik dengan rokok, dan pengusaha tembakau belum tentu seorang perokok. Salah satu buktinya, pada acara pameran dan konferensi World Tobacco Asia 2009 22-24 April 2009 lalu di Nusa Dua, Bali, di hotel resmi konggres yaitu The Westin Resort Nusa Dua. Semua non-smoking room penuh terisi tamu-tamu peserta konggres. Sisa kamar yang masih available semuanya smoking room.

Orang yang biasa merokok tentunya tak nyaman berada di ruangan dilarang merokok. Begitu pula sebaliknya.

Beberapa hari lalu saat jam makan siang hujan turun sehingga saia dan teman-teman 'terpaksa' memilih makan siang di sebuah restoran kecil di dekat kantor. Banyak teman-teman kurang menyukai restoran ini dengan alasan kurang nyaman untuk merokok. Sehingga yang kerap terjadi mereka memesan makan di restoran ini namun makannya di kafe starbak intel (sekitar gerobak indomie telor). Bagi saia sendiri sih gak begitu masalah selain harganya saja yang relatip mahal untuk standard makan siang karyawan. Mosok es teh manis Rp. 4000,-?! Berat di ongkos!

Enaknya, disitu ber-AC dan ada TV-nya sehingga kita bisa nonton berita siang. Salah satu berita menarik siang itu adalah pejabat-pejabat bule paska kunjungannya ke bu mentri perdagangan Mari Elka Pangestu diwawancarai. Mereka dengan amat antusiasnya berusaha meyakinkan pewawancara dan para pemirsa TV dimanapun anda berada, bagaimana pentingnya standarisasi dalam industri rokok kretek.

Antusiasme bule-bule di TV tersebut mudah difahami. Volume rokok nasional 226-232 miliar batang. Dari sini rokok putih hanyalah 25,1 miliar batang, sisanya adalah rokok kretek. Tembakau sebagai bahan baku rokok kretek ini amatlah spesial dan jenis tembakaunya hanya ada di Indonesia. Itupun di setiap daerah berbeda-beda cita rasanya, yang populer adalah tembakau dari Temanggung, Besuki, Madura dan Garut. Industri rokok kretek ini bisa menyerap tembakau rakyat dari 1,8 juta petani.

Kretek merupakan penyumbang cukai rokok terbesar yaitu 90 persen dari total cukai rokok. Selain penyumbang pemasukan pajak dalam negeri, expor rokok kretek pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Data expor tahun 2006 saja mencapai US$ 282,2 juta atau Rp 2,6 triliun.

Dengan demikian bagi kalangan prinsipal merek rokok putih dari luar negeri sulit sekali melumpuhkan industri rokok kretek dalam negeri. Meskipun berbagai lobi tingkat tinggi dan penggiringan opini masyarakat telah dilakukan demi menaikkan oplah rokok putih di Indonesia.

Sebagai misal, terbitnya Peraturan Pemerintah No. 81/1999 yang direvisi dengan No. 38/2000 yang mensyaratkan kadar kandungan tar dan nikotin pada tembakau rokok: 1,5 miligram dan 20 miligram. Peraturan ini jelas tak masuk akal karena secara teori maupun praktek adalah mustahil persyaratan ini bisa dipenuhi oleh rokok kretek manapun di dunia. Hal ini berbeda dengan rokok putih yang sudah lama mempunyai standar spesifikasi ini.

Dari sisi teknologi pun belum ada mesin yang bisa menciptakan rokok kretek yang bisa memenuhi persyaratan PP tersebut. Andaikatapun dibuat mesin dengan teknologi tersebut belum tentu bisa terjangkau oleh para pengusaha rokok kretek yang pada umumnya industri kecil yang jumlahnya 799 perusahaan: 3 besar, 6 menengah, 357 kecil, dan 433 kecil sekali.

Daripada lama-lama hancur gara-gara bertarung terus melawan lobi-lobi tingkat tinggi industri rokok putih maka Putera Sampoerna menjual aja sekalian seluruh saham keluarga (40%) PT. HM Sampoerna Tbk kepada Philip Morris International (PMI) pada Maret 2005 senilai Rp 18,5 triliun pada Maret 2005. PMI yang selama ini lebih dikenal produk rokok putihnya bermerek Marlboro saat ini menguasai 97,95% saham PT. HM Sampoerna Tbk. Padahal kinerjja HM Sampoerna pada 2004 itu sedang pada posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp 15 triliun dengan nilai produksi 41,2 miliar batang. Menguasai posisi ketiga pangsa pasar rokok setelah Gudang Garam Kediri dan Djarum Kudus.

Selain bahaya kandungan nikotin pada rokok kretek bagi kesehatan, banyak orang berpendapat baik rokok kretek maupun rokok putih sama-sama amat berbahaya bagi keuangan. Memang... merokok belum tentu beli sendiri, namun membeli rokok secara rutin adalah pemborosan semata dimana uangnya seharusnya bisa ditabung untuk membeli keperluan yang jauh lebih bermanfaat.

Pada saat itu di Jakarta sedang panas amat teriknya. Ada 2 orang lelaki sedang menunggu bis kota di sebuah halte bis. Tak berapa lama kemudian salah satunya merokok dan ketika mencoba ramah menawarkan kepada orang satunya ditolak dengan alasan tidak merokok. Lama-lama untuk memecahkan kesunyian orang yang tidak merokok pun tak tahan untuk iseng ngajak ngobrol.

- Eh mas... sudah berapa lama merokok?
+ Dah lama, ng... taonan lah
- Situ kerja udah berapa tahun?
+ Sejak saya hijrah ke Jakarta, 5 taonan ada lah
- Hmmm.... situ sehari habis berapa bungkus?
+ Gak banyak paling juga sebungkus lah
- Waaah.... sebungkus kok ga banyak sih? Harga sebungkus itu berapa, let's say Rp. 10.000,- per hari. Kalikan jumlah hari 30 trus kalikan 12 bulan. Habis itu kalikan 5 tahun.


Kemudian dengan HP-nya orang itu menghitung secara kalkulator. Sambil ngliatin hasilnya ke si perokok, ia berujar:

- Wow!.... liat nih mas... 18 juta rupiah!! Coba kalo mas ga merokok, duitnya udah bisa buat beli motor, gak perlu kepanasan nunggu bis kek gini khan?!

+ Eh, ngomong-ngomong... situ udah kerja berapa taon sih?
- Sama, 5 tahunan
+ Sudah berapa lama situ berhenti merokok?
- Akh... saya gak pernah merokok
+ Lhah...... trus ngapain situ ikut-ikutan kepanasan nunggu bis disini??

- ?!@#$%&*


--- ---- ---


Diluar segi keuangan, sebenernya tanpa berbagai program kampanye, fatwa haram ataupun peraturan akan bahaya rokok terhadap kesehatan, sejak dulu kala orang sudah menyadari betapa bahayanya rokok.

Pada zaman dahulu kala tersebutlah ada tiga orang sahabat petualang. Mereka selalu bersama kemana saja mereka pergi. Namun ketiga-tiganya memiliki kegemaran yang amat berlainan. Sebut saja nama samarannya (semua bukan nama sebenarnya)

Si A. Joni Bondon: gemar main perempuan
Si B. Joni Walker: peminum segala minuman keras
Si C. Joni Kretek: perokok berat segala jenis rokok

Suatu hari ketiga sahabat ini berpetualang ke sebuah pulau terpencil menemukan sebuah kendi (bagai cerita Aladin). Secara iseng-iseng, salah seorang mengambilnya lalu meng-gosok2kan kendi tersebut.

Sejurus kemudian asap keluar dari corong kendi tersebut dan wooo......
secara perlahan berganti menjadi satu makluk yang menyeramkan yakni sesosok jin yang besar dan sangar. Lalu jin tersebut tertawa terbahak-bahak:

"Hua ha ha ha... cengkyu yaa.... kalian telah memerdekakanku dari kendi terkutuk itu. Sebagai balas jasa aku akan penuhi permintaan kalian. Silahkan sebut saja apa kemauanmu masing-masing."

Ketiga sahabat yang pada mulanya panik ketakutan, lama-lama mulai tenang kembali bahkan merasa gembira atas tawaran jin tersebut. Mereka pun termenung dan berpikir untuk memanfaatkan keajaiban didepan mata yang mungkin hanya sekali mereka jumpai dalam sepanjang hidup mereka.

Berkatalah si A,
"Aku mau segala jenis perempuan-perempuan nan cantik jelita dari berbagai penjuru dunia dan jangan ganggu saya dalam sebuah gua tertutup selama 5 tahun"

Pufff ........!!
Dalam sekejap mata jin memenuhi permintaan si A.

Berkata si B,
"Aku mau segala jenis arak dari berbagai penjuru dunia untuk saya nikmati sendiri dalam sebuah gua tertutup selama 5 tahun"

Pufff .......... !!
Dalam sekejap mata jin memenuhi permintaan si B.

Berkata si C,
"Aku mau segala jenis rokok dari seluruh penjuru dunia untuk saya nikmati sendiri dalam sebuah gua tertutup selama 5 tahun"

Pufff ........... !!
Dalam sekejap mata jin itu memenuhi permintaan si C.



Setelah 5 tahun, maka jin tersebut kembali untuk menepati janji membukakan pintu gua masing-masing.

Si jin pergi ke gua si A dan membuka pintu gua.
Si A, ketika keluar dari gua dengan keadaan kurus kering, berjalan pun sempoyongan dan lutut pun tak sanggup digerakkan karena selama ini hanya memuaskan nafsu birahi dengan perempuan-perempuan saja.
Tiba-tiba si A pun jatuh ke tanah lalu mati.

Setelah itu jin pergi ke gua si B dan membuka pintu gua.
Si B, ketika keluar dari gua dengan perut yang sangat buncit, berjalan pun terhuyung-huyung dan mata pun nyaris tak bisa terbuka, mabok berat banget karena selama ini hanya mabuk-mabukan saja.
Tiba-tiba si B pun jatuh ke tanah lalu mati.

Setelah itu jin pergi ke gua si C dan membuka pintu gua.
Si C keluar dalam keadaan sehat wal afiat dan bahkan bisa menampar-nampar si jin sambil memaki-makinya dengan lantangnya:
"JIN GUOBLOOOKK!!!... KOREKNYA MANA??"




Tuh khaaan..... terbukti rokok apapun tidak berbahaya bagi kesehatan.....
.... sepanjang tidak ada korek. Jadi... mana yang lebih berbahaya: rokok atau korek?

Sunday, May 17, 2009

Aksi-Aksi Papan Atas - Papan Bawah

Papan Atas atau Papan Bawah Catur?Sudah sejak jumat lalu tumben-tumbennya saia ngubek2 koran sampe ke daleman. Penasaran hasil pertarungan poros-porosan selama ini. Seperti misalnya bagaimana realisasi gembar-gembor ultimatum dari para petinggi PKS untuk keluar dari koalisinya bersama Partai Demokrat (PD).

Gaya-gaya ultimatum kek gini memang bukan kali ini aja digunakan PKS. Saat pencalonan walikota Bandung tahun lalu, di berita online ramai diberitakan PKS mengultimatum poros tengah untuk segera menentukan sikap calon wakil pendamping jagoannya Taufikurahman. Sebulanan lalu diberitakan PKS mengancam bila SBY sampai memilih JK kembali sebagai cawapres. Dari berbagai pemberitaan selama ini, citra dan tradisi penyelesaian masalah melalui ancam mengancam maupun demo di jalanan di perkotaan lebih melekat di PKS dibandingkan partai-partai lainnya. Mayoritas basis masanya pun ditengarai lebih banyak di perkotaan terutama di kalangan karyawan perkantoran dan komplex-komplex baru dibandingkan di pelosok pedesaan dan daerah-daerah terpencil.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai salah satu partai yang dipandang Non Status Quo atau Neo Parties mengikuti Pemilu pertama pada tahun 1999 sebagai Partai Keadilan dengan nomor urut 24, no. 16 pada 2004, dan no. 8 pada 2009 ini. Semua kelipatan 8 dan semakin naik urutannya seperti deret aritmatika 3,2,1,...

Saat ini PKS memperoleh hampir 8 persen (7,88%). Ada angka 7-nya disamping 8.
Dari dapat 1x7 kursi di DPR RI pada 1999 menjadi 7 persen atau 45 kursi. Berdasarkan perhitungan KPU tahun ini PKS memperoleh 59 kursi atau meningkat 2x7 kursi atau secara persentase naik 2% dari total 560 kursi.

Dengan statistik peningkatan seperti ini, media massa yang pembacanya mayoritas di perkotaan dengan mudahnya menyebarkan wacana Hidayat Nur Wahid (HNW, bukan HW) sebagai cawapres kuat. Namun masih ada juga yang meragukannya. Seperti misalnya paska koalisi PD-PKS diberitakan HNW membantah atas banyaknya SMS dari orang-orang PD yang rikues konfirmasi darinya. Misalnya berita HNW membantah keras PKS pernah terkait atau pernah menggunakan metodologi kaderisasi ala Wahabi/Ikhwanul Muslimin. Selain misalnya itu, tak diberitakan bantahan darinya dari isyu-isyu lain yang selama ini berkembang luas di masyarakat seperti nama aslinya Bambang Mulyatno, kaitannya dengan ex tokoh PKI Brebes, etc. Paling-paling diberitakan Cawapres dari PKS menimbulkan banyak keraguan. Begitulah, media cetak memiliki etika profesional tersendiri yang jauh lebih ketat daripada media internet yang amat mudahnya menyebarkan informasi bebas.

Media cetak tersebut juga tak menjelaskan bantahan HNW terhadap infiltrasi hidden PKS di buku Ilusi Negara Islam (INI) yang berisi telaah hasil survey dan riset selama lebih dari 2 tahun. Buku seri cetak ini sendiri baru diloncing secara resmi tadi malam (16/5) di hotel Gran Melia, Jakarta, dengan dihadiri beberapa tokoh nasional. Namun versi digitalnya sudah lama beredar via media internet.

Saia tak mengenal HNW secara pribadi sehingga tak ada alesan logis untuk membelanya mati-matian apalagi membencinya. Bagaimanapun dari beberapa kali kotbahnya yang saia dengarkan secara takzim dari awal sampai akhir, saia akui beliau adalah salah satu tokoh tingkat tinggi di republik ini. Saking tingginya saia bener-bener ndak mudeng babarblas mana topiknya, apa message-nya apalagi kesimpulannya. Tau-tau... sampai amin.. amin... aja. Betul-betul bahasa tingkat tinggi. Ketua MPR RI getu loh. ck ck ck...

Eniwe, banyaknya rikues konfirmasi via SMS itu tak lantas menyurutkan peluangnya menduduki posisi cawapresnyai SBY. Seperti misalnya di ajang komunitas facebook ada SOBAT (Soesilo & Hidayat) yang beranggotakan 19 ribuan lebih. Suatu jumlah fans yang lumayan banyak dibandingkan jumlah fans "Say *NO!* to Megawati" yang lumayan menghebohkan pra Pemilu dulu itu.

Padahal sebelumnya PDIP pernah diterawang oleh banyak pihak akan melejit atas konsistennya mendukung UU Anti Pornografi & Pornoaksi. Orang-orang kotaan boleh melakukan aksi unjuk rasa mendukung UU APP dengan memadati jalanan kota, namun orang-orang yang merasa dari papan bawah tak akan tanding kekuatan di jalanan. Mereka pikir, saat Pemilu nanti lihat saja hasil suara from the bottom of the grassroot level. Saat itu, semakin besar aksi mendukung UU APP, semakin meyakinkan para penerawang sospol akan menguatnya perolehan suara PDIP pada Pemilu 2009. Eeee.... ternyata anjlok juga mengikuti partai-partai status quo lainnya. Yee...

Para penerawang pun mulai berdalih... sayangnya tuh, kampanye awal2 PDIP di TV sungguh bikin 'neg orang-orang papan bawah. Rupanya tim sukses PDIP lupa kalo orang-orang papan bawah ga suka aksi tanding-tandingan kek gitu yang jelek2in orang lain. Meskipun tak lama kemudian iklan TV itu segera diganti temanya namun orang terlanjur mikir: BASIIIII!!!

Orang-orang pun mulai meragu. Apalagi terdengar isyu-isyu perpecahan internal paska iklan TV awal-awal itu. Semakin kacau saja trik-trik tim sukses PDIP. Misalnya bersama Gerindra mewacanakan Puan Maharani sebagai cawapres untuk Prabowo Subianto.

Tentu saja trik-trik beginian gak mempan buat perang poros-porosan. Orang spontan mikir *halah* nie mbak Puan mau dipromosiin sebagai bu mentri aja. Mereka semua bermain secara tingkat tinggi, tak terlihat dan tak terasa oleh orang kebanyakan meskipun sering jelas terlihat dan terasa vulgar juga sih.

Coba saja tonton acara-acara TV talk show antar partai. Tak ada pembicara disitu yang mewakili rakyat ataupun penonton, semuanya membela mati-matian partai dan tokohnya masing-masing. Semuanya hanya bagian dari maini perang poros-porsan saja. Saia dulu mengira gak kuat nonton sinetron-sinetron ala Raam Punjabi. Namun kini saya menyadarinya ternyata ada tontonan TV yang jauh lebih: MENJIJIKKAN!!!

Sebenernya tak sedikit (tak berarti banyak) orang sudah mengetahui bahwa cawapres SBY adalah Budiono sejak lama. Mereka pun nyadar diri, kalo sampai nama Budiono di-publish maka pupuslah harapan segenap ikhtiar selama ini agar tokohnya bisa jadi cawapres. Makanya mereka ngotot maen poros-porosan agar jangan sampai SBY Berbudi diloncing sebelum nego-nego mencapai final dulu. Poros HALANG (libero) mencoba mengHALANGi sementara poros tengah bisanya (maaf) kencing sambil berdiri. Penonton pun keasikan keplok-keplok. Tak hanya penonton di rumah, penonton di TV pun keplok2 juga.

Saat Budiono sedang berpidato tanpa teks, dikit-dikit terdenger penonton pada keplok. Apa nggak bisa sabaran dikit nunggu sampai pidato selesai??
Kalo para petinggi parte yang duduk dibarisan depan saja etikanya kek gitu, gimana etika para kadernya? Silahkan bayangin sendiri, sodare-sodare.


Bisakah para petinggi dan kader parte itu berdiri diatas kepentingan semua pihak?

Ataukah, bisakah mereka berdiri tidak diatas kepentingan pihak mereka sendiri?

Bisakah kita lupakan barang sejenak tradisi-tradisi turun-temurun ataupun keyakinan-keyakinan diri yang selama ini mencengkeram benak bahwa diri hanya merasa cocoknya hanya dengan tokoh X n parte A dan olwes ciong (gax cocox banget2) dengan tokoh B n parte Z??

Sesekali ngalah buat kebaikan sesama rakyat negeri ini, nape?!
Tengoklah barang sebentar fakta-fakta bahwa kita masih makan, bobo, beol di wilayah Republik Indonesia.

Secara fakta peningkatan persentasi paling fantastis dipegang PD yang baru 2 kali turut Pemilu yaitu kurleb 16%, diikuti Gerindra dari 0 ke 5,36% dan Hanura 2,68%. Parte-parte papan atas (diatas threshold 2,5%) lainnya mengalami penurunan persentasi. Artinya, dari sekian banyaknya parte pada pemilu legislatif dolo itu hanya ada 4 parte papan atas yang mengalami peningkatan persentasi yaitu PD, Gerindra, Hanura dan PKS yang notabene merupakan Neo Party dengan PKS sebagai partai tertuanya (terhitung sejak PK).

Apakah ini fenomena trend mainstream or mayoritas warga semakin tertarik ke pembaharuan dengan mulai meninggalkan partai-partai status quo?

Belum tentu mainstream ataupun mayoritas! Secara kuantitas perolehan persentasi suara terbesar adalah "Golput" lebih dari 39% atau 67 juta lebih yang diatas perolehan koalisi 6 partai papan atas (PD, Golkar, PDIP, PKS, PAN, PPP = 38,5%).

Apapun alesan dan konditenya, secara fakta kuantitas dan kualitas "Golput" adalah mayoritasnya. Meskipun sudah sering dikampanyekan fatwa MUI se RI di Padang Panjang 25 Januari 2009 lalu yang menyatakan tidak ikut memilih dalam PEMILU hukumnya haram, toh orang juga ikhlas-ikhlas aja tidak (mau, bisa, boleh) memilih. Buktinya, meskipun hasil Pemilu menunjukkan fatwa MUI tak diikuti oleh mayoritas umat, so far belom terdengar pernyataan resmi dari MUI atau institusi manapun bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia adalah kafir, ateis, sekuler, dsb.

Baiklah.... aksi-aksi papan atas itu biarlah menjadi percaturan orang-orang papan atas. Bagaimana dengan aksi-aksi kaum dari papan bawah yang tidak terdaftar sebagai kader, simpatisan ataupun fans di partai manapun? Secara fakta, kita justru merupakan bagian dari mayoritas dilihat dari persentase perolehan Golput pada pemilu calek kemaren dolo?

Apakah kita akan Golput lagi.. lagi... dan lagi?

Ataukah kita akan ikut-ikutan aksi jalanan berunjuk rasa seperti beberapa kali diteladani oleh PKS tersebut diatas? Toh banyaknya suara Golput telah terbukti masih lebih besar dibandingkan total suara 6 partai papan atas sekalipun? Mau show of force?

Bagi sebagian pihak, keyakinan akan kebutuhan unjuk rasa di jalanan masih dirasa lebih utama dari pada musyawarah untuk mencari kemufakatan bersama melalui perwakilan-perwakilannya di MPR/DPR. Saia kira siapapun wajib menghormati keyakinan-keyakinan pihak lain selama keyakinan-keyakinan tersebut tidak mendatangkan madhlarat bagi umat kebanyakan, syukur-syukur mendatangkan manfaat tidak hanya bagi pihaknya sendiri namun bagi umat kebanyakan.

Selama tinggal di Jakarta, saia nggak pernah tuh turut aksi-aksi unjuk rasa di jalanan. Malah sering terganggu karena aksi unjuk rasa tersebut pada umumnya memang sengaja mengganggu ketertiban lalu lintas dengan memilih lewat jalur kendaraan di jalan-jalan yang ramai lalu lintas seperti poros jalan Sudirman, Thamrin, Merdeka, Istana. Aksi unjuk rasa tentunya ditujukan untuk menarik perhatian orang-orang yang menonton aksinya agar tertarik terhadap expresi kelompok or golongannya, syukur-syukur bisa bersimpati n berempati terhadap kelompok or golongannya tersebut.

Namun yang sering terjadi justru aksi Unjuk Rasa telah menjadi aksi Paksa Rasa atau Unjuk Paksa karena lebih memaksa orang-orang untuk menonton kebolehannya: show of force. Suka apa nggak suka, minat apa nggak minat, pokoknya yang lewat harus nonton aksi-aksi guwe. Guwe geto loh!

Apabila memang ikhlas mau mengadakan aksi-aksi jalanan yang bermanfaat, mbokiyaoo.... jangan pakai maen paksa kek gitu-gituan deh. Pilih jalanan yang sepi dari lalu lintas, sehingga hanya orang-orang yang betul-betul berminat saja yang akan dengan sengaja mengunjunginya dan menikmati unjuk rasa tersebut. Kalo perlu jangan di kota-kota besar lah, ke daerah-daerah terpencil yang sepiii..... Siapa tahu bisa sekalian turut membantu memajukan perekonomian daerah dengan menyukseskan kepariwisataan daerah-daerah tersebut, bukannya malah merusaknya dengan dukungan-dukungan terhadap aksi-aksi pembunuhan masal, terorisme, dsb yang menyeramkan turis berwisata ke negeri ini.

Sebagian orang menyadari bahwa sesungguhnya masih banyak potensi wisata negeri ini yang bisa ditumbuhkembangkan. Terlepas terdaftar di DPT apa enggak, siapapun bisa berpartisipasi untuk menggali potensi negeri ini mulai dari diri sendiri. Tak ada salahnya kita mulai melangkah meski hanya selangkah, mulai dari langkah paling sederhana sekalipun juga gpp.

Barangkali ada pembaca yang hobi aksi unjuk rasa ada yang spontan mikir, kalo cuman gituan mah remeh n gempeng begetek.

Okai but ingat yaa... kisah fenomenal Christopher Columbus ketika dilecehkan penemuan "Dunia Baru" bahwa setiap orang bisa saja melakukannya. Columbus spontan menantang semua orang yang hadir untuk membuat telur berdiri tanpa memegangnya. Banyak orang mencoba tantangan tersebut tapi gatot (gagal total). Akhirnya setelah semua orang disitu nyerah, Columbus bisa mendirikan telur itu tanpa memegangnya dengan cara memecahkan sedikit bagian bawah telur: See?!... As simple as like that! Setiap orang bisa melakukannya asalkan mau tau caranya.

Berikut adalah contoh aksi unjuk rasa di jalanan yang kliatannya tidak bikin macet, tak mengganggu ketertiban & kelancaran lalu-lintas kendaraan, dan tak memaksa siapapun untuk memperhatikannya bahkan bisa membuat riang gembira orang-orang yang menonton hasil-hasil aksi unjuk rasa jalanannya.


Semoga menginspirasi khususnya para demonstrator dan provokator yang konon kabarnya anti koruptor dan politik kotor ituh tuh dalam membuat happening arts yang menarik perhatian, menghibur dan syukur2 juga bisa bermanfaat bagi masyarakat pria wanita, tua muda maupun anak-anak daripada sekadar triak-triak, bakar-bakar ban atau cara-cara peninggalan peradaban jahiliah yang sudah terlampau primitip saat ini....

Sunday, May 10, 2009

The Power of Mother

Tiba-tiba berasa ma' deg pas buka koran Sunday Post pagi ini di halaman pertama ada tulisan Mother's Day....

Wuooottsss????? Moootherrrr's Dayy?? o_o

Wueleeh... sejutek apa sih gw ko bisa-bisanya nggak 'ngeh klo today is Mother's Day? Mother how r u 2d g2 lo.

Survival instinct langung menuntun tuk mluncurdotkom ke inet wat nyari tau. Ternyata koran itu ga asplak (asal njeplak) nulis kek g2. Gw-nya aj yg kuper begetek kaleee...


Ya.. yaa... hari minggu 10 Mei ini adalah hari ibu sedunia (Mother's Day) hasil kesepakatan hari minggu ke-2 dibulan Mei setiap taonnya. Tentunya ada alesan spesial yang ga asal2an kenapa ibu-ibu setuju untuk ngambil minggu ke-2 bukan minggu pertama, ketiga or keempat yaa...

Eniwe dari hasil mluncurdotkom diketahui kesepakatan ini diprakarsai oleh Anna Marie Jarvis, seorang wanita jomblo dari USA. Awalnya pada 12 Mei 1907, 2 tahun paska ibunya wafat, doi memulai kampanye hari libur Mother's Day untuk mengenang ibundanya. Barulah 7 tahun kemudian usahanya diakui secara nasional.

Ada banyak varian penetapan hari ibu di dunia yang dibahasakan dengan bahasa negaranya masing-masing. Di Indonesia hari Ibu disepakati pada tanggal 22 Desember. Negara-negara Arab lebih menyukai merayakannya sehari paska siklus alam dimana posisi kemiringan sumbu bumi terhadap matahari pada posisi yang disebut sebagai vernal equinox, umumnya jatuh pada 21 Maret setiap tahunnya. Negara-negara lain seperti Rusia, Afganistan, Laos, dan beberapa negara eropa timur dan ex wilayah USSR menyamakan Mother's Day dengan tanggal International Women's Day (IWD) yaitu 8 Maret. Namun dari semua versi Mother's Day itu, bila ditilik dari jumlah negara penganutnya maka Mother's Day versi hari ini adalah paling populer di dunia.


Ah, barangkali waktu plajaran sejarah dunia di SD dulu saia gi mbolos skul ya... sejarah dunia populer gini kok bisa klewat? Padahal tokoh ibu-ibu legendaris dalam sejarah dunia tak begitu banyak dibandingkan dengan banyaknya tokoh pria. Paling2 yang keinget secara brainstorming adalah sedikit nama-nama seperti Ratu Elizabeth II, Lady Diana Spencer, Bunda Theressa, Monica Lewinsky, Aung San Suu Kyi, ... ...

Dalam kitab-kitab pun nama-nama wanita tak begitu banyak dibandingkan nama pria. Kisah yang paling populer adalah Nabi Adam yang dijamin paling pinter diantara semua makhluk sehingga logikanya tak kan bakalan mampu dikadalin ma Iblis skalipun. Namun Iblis KKN melalui Hawa (Eve) untuk ngegodain Nabi Adam yang seharusnya bisa tinggal leyeh-leyeh di surga tuk sesekali aja berbuat iseng menuruti hawa nafsu, ee.... malah jadi lengser ke bumi berdua deh.


Nama Zulaikha (Potiphar) dikenang sebagai ibu kepala kepolisian Mesir yang digosipin doyan ngegodain pembantunya di rumah yaitu Nabi Yusuf. Digosipin kek gitu, Zulaikha tak menggugat para penggosipnya yang suka ngember itu ke pengadilan atas dasar pencemaran nama baik. Namun ia memilih jalan cerdas agar gosipnya menjadi kisah indah yang dikenang secara fair dan berimbang. Diundanglah ibu2 pejabat negara untuk arisan di rumahnya. Dengan alasan demo masak memasak, maka masing-masing ibu-ibu yang hadir diberikan sebilah pisau untuk praktek mengiris makanan mereka sendiri. Ditengah-tengah demo praktek itu, Nabi Yusuf dipanggil untuk memasuki ruangan arisan daaaaaannnnnn........
drrdrrdrr.... ddddrrrrrrrr..............


wuoooooooooooo....................

Tak ada seorang pun ibu pejabat itu yang mengiris makanan dihadapannya secara benar, bahkan mereka malah melukai jari-jari tangannya sendiri. Bisa jadi Nabi Yusuf terlalu cakep untuk ukuran masa itu atau mungkin juga memang ibu-ibu pejabat doyan ngebayangin yang enggak-enggak begitu liat cowo imut ala Nabi Yusuf gitu. Apapun dalihnya, kisah ini menggambarkan sejak dulu kala bagi Zulaikha dan ibu-ibu pejabat tersebut, tingginya pangkat dan jabatan suami bukan jaminan tahan godaan tuk nglirikin pria lain.


Raja Daud (David) dikisahkan selingkuh dengan Batsyeba, istri syah panglima perangnya sendiri yang bernama Uria. Padahal selain sebagai raja, konon secara Nabi Daud memiliki ilmu sirep tingkat tinggi. Bila mendengar pola nada suaranya yang mendayu-dayu bikin ibu-ibu ayu manapun terrayu. Batsyeba pun tak berdaya. Sebagai pablik figur tentu saja tak mudah bagi keduanya tuk menikmati perselingkuhan secara transparan. Mereka pun sekongkol untuk membunuh Uria agar bisa menikah secara tidak siri.

Padahal secara nalar, wanita cantik dengan berbagai model banyak, tinggal tunjuk, gak perlu repot-repot desperately sampe membunuh gitu khan?! Namun Nabi Daud percaya kebutuhannya akan wanita bukan pada face (wajah) maupun style (model) tapi... .... .... service-nya beda lah boo....

Paska menikah dengan Nabi Daud, Batsyeba ini melahirkan seorang putra yaitu Nabi Sulaiman bin Daud yang terkenal raja terkaya raya dalam sejarah umat manusia dan jin. Mirip dengan ayahandanya, sebegitu tinggi harkat dan martabatnya beliau masih aja desperately seeking other woman.

Dikisahkan berdasarkan informasi dari burung hud-hud (En: hoopoe) Burung Hud-hud (Hoopoe) terbang yang berjambul elok itu, beliau mendengar kabar ada negeri yang belum sepaham atau belum tunduk kepada aturan2 Nabi Sulaiman, yaitu Shabaa yang dipimpin oleh Ratu Bilkhis atau Balqis - the queen of Sheba, dengan singgasana yang super duper besar dan megah. Meskipun belum sepaham dengan kerajaan Nabi Sulaiman, namun Ratu Bilkhis tidak pernah berniat menyerang negeri2 lain agar sepaham dengan paham yang dianut keratuan Saba.

Burung hud-hud informan yang telah mengetahui jalan menuju ke Saba p.p. tersebut kemudian diutus Nabi Sulaiman untuk melayangkan rikues agar Ratu Bilqis beserta segenap aparat dan rakyat keratuannya tunduk dan mengikuti paham Nabi Sulaiman. Bahkan Nabi Sulaiman juga menyampaikan niatnya untuk memperistri Ratu Bilqis. Ratu Bilqis menanggapinya dengan mengirim duta untuk mempersembahkan bingkisan-bingkisan agar Nabi Sulaeman sudi tak mengusiknya lagi dan bersyukur dengan ratusan istri-istri dan selir-selir existing aja. Namun persembahan itu ditolaknya mentah-mentah.

Penolakan ini bikin Ratu Bilqis geram dan mau melabrak sendiri Nabi Sulaiman. Namun rencananya terendus duluan oleh Nabi Sulaiman yang memiliki pasukan yang tidak hanya manusia, namun juga jin beserta flora & fauna dimana-mana.

Bukan putra Daud namanya, kalo Nabi Sulaiman gak punya akal untuk menaklukan hati seorang wanita. Maka beliau menitahkan para abdinya untuk merenovasi istananya sedemikian rupa ASAP (As Soon As Possible). Pada saat Ratu Balqis memasuki istana serasa sedang berjalan diantara air. Karena kaget dan takut roknya basah dari kebanjiran maka disingkapkannyalah roknya sampai kelihatan auratnya. Lama-lama akhirnya Ratu Balqis nyadar juga sih kalo telah tak sengaja menyingkapkan roknya gitu dihadapan lelaki yang bukan muhrimnya. Hal ini merupakan perkara yang amat memalukannya. Pada saat Ratu Bilqis down karena sangat malu tersebut Nabi Sulaiman segera memerintahkan pasukannya untuk mentransfer singgasana kebanggaannya dari istananya di Saba ke istana Nabi Sulaiman dalam sekejapan mata. Akhirul kisah Ratu Bilqis pun takluk untuk diperistri oleh Nabi Sulaiman.

...

Menurut Hermawan Kartajaya, pengarang buku: Syariah Marketing (bersama Ir. Muhammad Syakir Sula, Mizan) dan barangkali satu-satunya anggota non-muslim di Dewan Pengawas Syariah (DPS) di berbagai bank dan perusahaan asuransi syariah papan atas. Beliau adalah Katolik kuat. Justru karena kuatnya itulah beliau mempelajari tafsir kitab-kitab agama lain demi kemaslahatan umat, bukan sebagai perbandingan untuk memicu perpecahan umat. Menurutnya nama kisah Maryam (Bunda Maria) lebih banyak ia peroleh dari kitab-kitab Islam. Bahkan nama Maryam lebih banyak disebutkan di Al Quran (Surat Maryam ada 98 ayat, dll) daripada Injil meskipun nama Maryam di Islam masa kini tak begitu populer dibandingkan di kalangan Katolik. Nama Maria identik dengan citra ibu yang suci dari segala perbuatan yang tak terpuji.

Nama-nama ibu-ibu dalam sejarah dunia dan kitab-kitab telah dibahas, rasanya kurang afdol bila tak menyinggung nama ibu-ibu di Indonesia. Nama Ibu yang paling saia inget dalam sejarah adalah Ibu Kita Kartini. Lah ya jelas, lah wong baru-baru ini saia posting kok. Tentu saja dalam sejarah Indonesia tidak hanya Ibu RA Kartini saja. Terlalu banyak lah tuk disebutkan satu per satu disini, meskipun secara jumlah masih kalah jauh ma nama-nama tokoh pria.

Citra nama di kitab tak selamanya mencerminkan citra aktual yang berkaitan dengan nama saat ini. Misalnya kalau mengingat nama Maria, sulit melupakan nama seorang penyanyi dangdut aseli Sidoarjo Jatim. Yups, siapapun masih ingat betul nama Maria Ulfa a.k.a Maria Eva, saat jadi istri syah dari Tjie Jong San berhasil menyedot perhatian masyarakat luas melalui video mesumnya dengan pengurus DPP Partai Golkar Yahya Zaini di tahun 2006 lalu. Keduanya secara hukum masih terikat ikatan perkawinan dengan masing-masing pasangannya. Namun pelanggaran hukum gara-gara mengingkari ikatan perkawinan kek gini tidak menjebloskannya keduanya ke penjara. Paling-paling diperiksa, habis itu ya.... biasa aja lageee.....

Nama ibu lain yang berinisial M yaitu Mayangsari sempet mencengangkan berbagai kalangan atas kesuksesannya menaklukan hati konglomerat Bambang Trihatmojo setelah foto-foto syur berduaannya berhasil beredar ke publik lewat saluran internet.

Selain Maria Eva dan Mayangsari, belum lama ini nama Manohara Odelia Pinot menjadi buah bibir ibu-ibu komplex maupun kantoran yang pemirsa setia acara-acara di TV. Cukup duduk diem dengar ibu2 itu saling crita2 sambung-menyambung berbagai versi dari saat pacaran ma Ardi Bakrie tapi waktu mo nikah ketahuan hamil duluan sampe gimana gimenongnya perkawinannya dengan Pangeran Kelantan ituh yang tanpa disaksikan oleh wali dari pihak mempelai wanita. *Halah* kepanjangan dee....

Namun para ibu-ibu yang bernama or berpanggilan diawali huruf M (including but not limited: Mother, Mama, Mami, Mbok, Mbak, etc.) saat ini boleh dikit legaan. Diprediksi masa-masa kisah suram nama ibu-ibu dengan huruf M sudah berakhir dan akan bergulir ke huruf R yang diawali dengan Rani Juliani. Seorang mahasiswi perkomputeran yang suka nyambi jadi caddy golf. Namun latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja bukan jaminan kemampuan lobinya kalah ma para sales profesional dan marketing berpengalaman melakukan lobi-lobi bisnis dan politik di lapangan golf. Setidaknya doi bisa menarik minimal 2 orang hebat di negeri ini tuk berbuat iseng bersama. Dari postingan terakhirnya tanpa judul pada saat tulisan ini diposting jam 9:11 malam telah berhasil mengumpulkan 911 komentar. Bisa jadi suatu saat kelak postingan ini masuk daftar rekor MURI untuk kategori pengumpulan jumlah komentar blojer Indonesia.

Para sales or tenaga marketing profesional dari berbagai supplier pun, meskipun telah berjuang gigih dan konsisten belum tentu bisa ketemu apalagi ngelobi orang-orang sekelas Antashari Azhar dan Nasrudin Zulkarnaen gitu lo. Lah ini.... ada yang bilang wajah biasa, penampilan gak bohai2 amat, trus apanya sih yang bisa bikin orang-orang hebat gitu kok pada mau-maunya ngisenginnya?

Dalam dunia bisnis saat ini, orang sudah semakin menyadari untuk tak berbisnis ala "sekai" (sekali pakai) saja namun juga mulai mempertimbangkan bisnis jangka panjang (retain customer loyalty). Barangkali awalnya sih orang iseng-iseng membeli produk atau jasa kita yang spesifikasi n kemasannya kurleb sama dengan yang lain, namun karena layanan kita yang lebih ramah, ceria n mesra apalagi dengan sentuhan rasa sayang seorang ibu maka besar kemungkinan orang itu akan menjadi pelanggan tetap kita.

Memang banyak yang butuh produk canggih dan murah terutama di bisnis ritel, namun untuk jenis bisnis produk dan jasa tertentu ada juga yang mengutamakan service termaktub layanan purna jualnya. Misalnya, yang penting: maintenance-nya ga mahal, klo rusak ga terlalu ngrepotin, dan slalu siap pake sewaktu-waktu dibutuhkan. Masing-masing ada pasarnya.
Mother Day in Indonesia

Thursday, May 07, 2009

Ada Yang Percaya Pilpres 9 Juni Ga Yaa...

Pilpres 2009So pasti mpe sekarang pun masih ada yang gak tau kapan tanggal pemungutan suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI edisi 2009 ini. Ga usah tunjuk hidung orang lain, kecuali mau tunjuk jari sendiri. Coba deh tanya ke pembokat, tetangga, teman-temin di skul or kantor.

Ada lho yang jawab tanggal 9 bulan Juni depan. Mungkin jawaban ini dikarenakan pernah denger berita atau talk show waktu lewat depan TV menyebut-nyebut tanggal 9 Juni itu. Padahal tanggal ini (Senen Pon) merupakan tanggal terakhir penetapan pasangan Capres dan Cawapres saja.


Secara resminya sih, menurut Peraturan KPU No. 10 tahun 2009 yang ditandatangani oleh Prof. Dr. HA Hafiz Anshary AZ, MA pada 18 Februari 2009 jatuh pada Rabu Paing 8 Juli 2009.

Belum juga terlaksana Pilpres, Peraturan KPU tesebut sudah nengalami koreksi menjadi Peraturan KPU No. 32 yang ditandatangai pada 18 April 2009. Entah, apa alasan resminya kenapa tanggal penandatangan selalu dipilih tanggal 18.

Tanggal 18 Februari jatuh pada hari Rabu waktu itu sebelum Pemilu parte dan calek 9 April lalu. Secara fakta suara-suara pujian terhadap prestasi KPU 2009 yang melampaui prestasi KPU Pemilu 2004 lalu nyaris tak terdengar.

Paling banter, pernah diberitakan pujian sendiri dari ketua KPU Prof. Dr. H. Abdul Hafiz Anzhary bahwa usulan ongkos total Pemilu 2009 dari APBN dan APBD cuma Rp. 48 trilyun jauh lebih murah Rp. 8 Trilyun dibandingkan Pemilu 2004. Pujian inipun sebelum usulan disetujui.

Hasilnya.... lha mau murah kok minta bagus. Namun masyarakat tidak mudah memakluminya begitu saja selain melihat apa yang bisa dilihat dan merasakannya sendiri apa yang bisa dirasakannya. Singkat kata, speechless sak less... lessnya karena saking gak karu-karuannya.

Bahkan ada yang membandingkan dengan Pemilu RI pertama tahun 1955. Pada saat itu belum menyontreng ataupun menyoblos dan juga belum ada komputer canggih. Milihnya masih dengan cara menuliskan calon anggota DPR dan calon anggota Konstituante aja masih bisa jauh lebih tertib, aman, lancar dan terkendali daripada Pemilu 2009 ini. Wueleh.... segitu parahnyakah KPU 2009 ini?

Ada juga suara permisif kalo anggota KPU 2004 lalu setidaknya 4 anggotanya divonis korupsi. Prestasi sih boleh oke, tapi anggotanya pada korupsi. Lah sekarang, anggota KPU mungkin jujur-jujur tapi rakyat yang kojur-kojur. Mau pilih mana?

Apapun pilihannya, toh buktinya sampai saat tulisan ini diketik pun ketua KPU belum juga mengundurkan diri ataupun dibebastugaskan. Jika ada yang memandang KPU kurang berkerja secara gigih, buktinya Peraturan KPU no. 32 ditandatangani pada hari Saptu, dimana biasanya orang kantoran libur.

Bila pada Pemilu Legislatif kemaren selain pendataan KPU yang amburadul, juga banyak yang tidak menyontreng gara-gara sedang keluar kota. Seperti di TV, seorang RT di kawasan Menteng Jakarta sampai merasa pilu karena warganya nyaris tak ada yang datang ke TPS padahal beliau merasa sudah berusaha semaksimal mungkin mendata semua warganya secara akurat. Istilah kate, mumpung harpitnas (hari kejepit nasional) getu loh, yaa... mendingan waktunya dimanfaatkan untuk menyenangkan keluarga sendiri buat jalan-jalan keluar kota (mungkin maksudnya sih: luar negri).

Sangat mungkin hal ini tak pernah terpikirkan oleh tim KPU. Masalahnya tim KPU 2009 khan karyawan yang notabene bukan karena dipilih atau ditunjuk tetapi melalui Seleksi Penerimaan CPNS. Lah... namanya juga karyawan, mau lulus dengan IPK berapa pun sudah syukur terima gaji bulanan, ngapain repot-repot mikir kalo ga nambah gaji khan?! Bisa-bisa malah nambah kerjaan aja!

Dengan demikian tanggal pemungutan suara pilpres tanggal 8 Juli pun kecil kemungkinan perubahannya meskipun secara kenyataan yang diketahui publik saja, pendataan perolehan suara data yang masuk amat jauh terlambat dari action plan yang disusun KPU sendiri. So far belum diketahui KPU punya tip2, trik2 or doa2 apa sehingga bisa punya shortcut tanggal pemungutan suara pilpres sesuai jadwal 8 Juli apapun kondisi lapangan saat ini.

Sudah hal yang biasa setiap tahunnya, bila musim kantor libur maka jalanan Jakarta sehari-hari ga akan sepi. Namun bila musim sekolah libur maka kebanyakan ortu pun ikutan libur sehingga jalanan jauh lebih sepi. Hari kejepit Pemilu kemaren saja banyak dimanfaatkan keluar kota. Lah apalagi tanggal 8 Juli entar. Ini khan pas musim liburan anak-anak sekolah. Mau umroh, wisata ziarah, or sekedar jalan-jalan tuk memupuk kebersamaan dan kebahagian keluarga.

Andaikata nih, saia percaya dan yakin tanggal 8 Juli adalah hari pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden RI. Trus saia sudah membujuk-bujuk keluarga agar menunda wisata keluarga paska tanggal tersebut. Trus keluarga entah terpaksa atau ikhlas sudah menyetujui demi tanah air tercinta. Tentunya mengatur transportasi dan akomodasi perjalanan tak selalu mudah, apalagi pas barengan musim anak-anak libur sekolah. Dari ijin cuti, pesan tiket pesawat, hotel, visa dsb harus jauh hari sebelumnya.

Misalnya nih, udah pesan tiket pesawat ke Paris sehari paska tanggal 8 Juli. Rencananya sih Mami mau stay aja di Prancis, Kaka mau ke Jerman nonton balapan mobil, Adek mau ke Swiss nonton konser sekalian ganti arloji, Papa mau ke Monaco uji keberuntungan. Bila semuanya sudah dipersiapkan matang-matang, trus tiba-tiba jadwal pemungutan suara presiden mundur sehari aja....... ....... njur piye jal? Mau milih cinta tanah air atau keluarga tercinta kah?

Percaya pilpres 8 juli ga yaa......