Friday, December 29, 2006

Klaimer Klemar Klemer

Tadi pagi Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh SH(65) mengklaim kinerja Kejaksaan Agung sepanjang tahun 2006 bagus. Klaim ini didasarkan antara lain penanganan pidana korupsi naik 370 persen, jumlah uang pengganti yang berhasil dieksekusi 262,8 persen menjadi Rp. 1,602 triliun. Katanya klaim hasil kerjanya ini menjawab wartawan soal klaim Komite Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ketua KPK Irjen Pol (Purn) Drs H. Taufiequrachman Ruki SH (60) tidak hanya mengklaim lembaganya maju, dengan dasar kemampuan menyelesaikan penyelidikan 28 kasus dari target tahun lalu yang hanya 25. Jadi selain angka perolehan juga menyebutkan target awal. Bahkan selain menyatakan tekadnya untuk menaikkan kinerja KPK secara kuantitas dan kualitas, Pak Ruki juga berani mempublikasikan angka-angka target (35 kasus) dan keyakinan (40 kasus) yang akan diraih lembaganya tahun depan. Suatu pernyataan yang tidak hanya layak dapat acungan jempol, namun juga wajib didukung segala pihak.

Kemaren lusa (27/12), Menteri Perhubungan Ir. M Hatta Radjasa (53) dalam acara refleksi di kantornya mengklaim bahwa Dephub (Departemen Perhubungan)
"Bukan sarang korupsi".
Klaim ini dalam rangka menanggapi hasil angka temuan hasil audit tahun sebanyak 3.586 yang lebih banyak dari temuan pada 2005 dimana audit (hanya) mendapatkan 2.252 temuan. Naiknya jumlah temuan justru mencerminkan kamauan Dephub untk lebih terbuka kepada masyarakat. Sayangnya beliau tidak bersedia menyebutkan angka target temuan audit tahun 2007 depan ini.

Saat Milad Ke-76 Jam'iyatul Wasliyah (14/12) di GOR Ranggajati, Cirebon, Menteri Agama H. Muhammad Maftuh Basyuni SH (67) menyatakan Depertemen Agama Pusat yang dulu pernah di klaim Gus Dur seperti pasar dan dikenal sebagai departemen yang paling korup, mengklaim saat ini DEPAG:
"Bebas KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)".

Hanya saja beliau lupa jumlah persisnya berapa oknum yang telah ditindak selama tahun ini. Sedangkan mengenai DEPAG di daerah-daerah, beliau mengaku tidak tahu menahu karena tanggapannya:
"Kita bukan ahli kebatinan".

Ternyata terdapat berbagai macam gaya klaim-klaiman ini, yang intinya untuk memberikan kepuasan terhadap audience-nya tentang kondisi saat ini dan syukur-syukur bisa memberikan harapan untuk lebih baik lagi di masa mendatang. Selain mewakili institusi, klaim bisa juga mewakili kelompoknya atau bahkan pribadi.

Misalnya, "Saya dahulu sewaktu pertama menjabat tidak tahu menahu, atas dukungan kalian ...", berarti dia mengklaim setidaknya ia telah berusaha keras, terlepas apapun hasilnya saat ini. Atau contoh lain, "Berkat kerjasama diantara kita, kita telah berhasil..." secara tidak langsung merupakan klaim atas keberhasilannya dalam memimpin kelompok pendengarnya, terlepas apa atau seberapa besar perannya dalam keberhasilan tersebut.

Klaim seperti Ketua KPK yang sekaligus bisa menimbulkan harapan, apalagi disertai angka-angka, termasuk klaim yang langka. Tidak juga di pemerintahan atau BUMN, di perusahaan swasta pun jarang-jarang terdengar klaim, baik dengan lugas atau samar-samar, seorang atasan atas prestasi anak buahnya yang disertai dengan target dan keyakinan angka persentase kenaikan gaji yang akan diusahakannya di tahun mendatang. Masih lumayan atasan tersebut bersedia mengklaim keberhasilan timnya yang membanggakan hati para anak-buahnya.

Kalaupun tidak ada angka target ataupun keyakinan yang akan diraih tahun mendatang, klaim sering dinanti-nanti oleh pihak-pihak yang merasa berkepentingan. Tapi kalau klaim pun tak muncul-muncul juga maka bisa-bisa bikin gregetan banyak pihak. Ada banyak gaya juga dalam menyampaikan gregetan ini dalam penantian klaim yang lugas dan jelas disertai angka-angka sebagai bukti, misalnya, "Perbaikan belum mencukupi", "Ditunggu kenyataannya", dsb. Bahkan ada pula yang bernada seolah-olah mengancam, "Jika tahun depan belum juga mampu melakukan terobosan, maka .... ....".

Bagi sebagian orang mengklaim merupakan sesuatu yang sulit dilakukan, salah-salah bisa menimbulkan kesulitan, namun tidak melakukan klaim sama sekali bukan berarti terbebas dari segala kesulitan.

1 comment: