Sunday, December 17, 2006

Semoga Lekas Sembuh

Berdoa agar senantiasa dianugerahi sehat jasmani, rohani dan akal bagi diri sendiri merupakan kewajiban bagi umat beragama. Membesuk dan mendoakan kesembuhan bagi handai taulan yang sakit juga sudah merupakan hal yang biasa tanpa pandang agama. Dosen ilmu telepon saya di Telematika ITB, Pak Sigit Haryadi, menulis resep Doa Buat Yang Sakit.

Barangkali banyak yang berpendapat dan berkeyakinan doa adalah ghaib dan tak perlu dipertanyakan lagi keefektifannya ataupun probabilitas keberhasilannya. Namun ternyata pendapat dan keyakinan umat manusia berbeda-beda.

Metodologi renungan, tafakur, kontemplasi dsb diyakini memiliki peluang akan mendatangkan inspirasi jawaban secara gratis dan tanpa perlu bersusah payah melakukan usaha-usaha penelitian segala. Namun keyakinan itu tidaklah begitu mudah diterima oleh sebagian umat manusia lainnya yang memilih bersabar menunggu jawaban secara sains atas studi ilmiah.

Setelah dinanti-nanti begitu lama jawaban atas pertanyaan pengaruh doa terhadap kesembuhan pasien, akhirnya jawaban tersebut disimpulkan oleh tim peneliti yang diketuai Dr. Herbert Benson, seorang dokter spesialis jantung yang menjabat direktur Mind/Body Medical Institute - dekat Boston, MA, USA. Laporan penelitiannya dipublikasikan di American Heart Journal volume 151(4) April 2006 lalu.

Penelitian tersebut telah menelan biaya USD 2.4 juta, sebagian besar didanai oleh John Templeton Foundation yang mendukung studi-studi sains tentang spiritualitas. Pemerintah Federal Amerika telah mengucurkan dana lebih dari USD 2.3 juta untuk penelitian tentang doa sejak tahun 2000. Setidaknya ada 10 penelitian resmi tentang pengaruh doa selama 6 tahun belakangan ini, hasilnya berbeda-beda.

Survey dilakukan terhadap 1802 pasien yang menjalani operasi bypass jantung di enam rumah sakit. Setelah 30 hari sejak operasi dilakukan, hasil survey dianalisa. Para peneliti menyimpulkan tidak ada perbedaan antara pasien yang telah didoakan kesembuhannya maupun yang tidak didoakan sama sekali.

Bagaimanapun juga, pencegahan penyakit lebih baik daripada penyembuhan terlepas dengan doa, obat atau terapi lainnya. Untuk pencegahan penyakit ini barangkali Johannes Leendert van der Giessen punya resep mujarab. Di kediamannya di Rotterdam, hari ini ia merayakan ulang tahun ke 107 (lahir 17/12-1899) dan sebagai manusia tertua di Belanda. Ia ditemani oleh puteranya yang berusia 65 tahun, mengaku masih merasa sehat dan tak pernah sakit. Bahkan setiap malam masih bisa naik tangga ke loteng untuk tidur. Namun ia mengakui sudah tidak bisa membaca lagi karena penglihatannya sudah tidak bagus, sebagai alternatifnya dia menonton televisi. Selebihnya merokok dengan pipa cangklong.

0 comments:

Post a Comment