Thursday, November 16, 2006

Menjaga Kualitas Persahabatan

Saat-saat paska mudik seperti ini di rumah banyak oleh-oleh dari berbagai daerah baik Jawa Barat, Tengah dan Timur. Meskipun misalnya oleh-oleh tersebut bisa dibeli di mall atau pasar, namun tetap saja rasanya beda karena mengandung rasa plus-plus yang tak mungkin ada di rasa makanan biasa.

Saya pernah menganut paham untuk tidak mengikuti budaya oleh-oleh ini. Karena saya merasa paling males mikirin oleh-oleh apalagi perginya dalam rangka dinas, maka saya pun selalu mewanti-wanti rekan-rekan yang hendak keluar kota agar jangan membawakan oleh-oleh bagi saya. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan silih bergantinya rekan dan lingkungan kerja, lambat laun saya mulai insyaf bahwa oleh-oleh menandakan keinginan untuk menjaga kualitas persahabatan. Menolak oleh-oleh berarti mengurangi kualitas persahabatan atau bisa-bisa memutuskan persahabatan. Padahal mencari 1 sahabat baru jauh lebih susah daripada memutuskan 100 persahabatan.

Saat ini jika ada rekan-rekan kantor yang baru pulang dari luar kota tiba-tiba meminjam kunci lemari kerja atau kunci mobil, saya pun secara otomatis memberikan kunci tersebut sambil mengucapkan terimakasih tanpa pernah mempertanyakan maksud dan tujuannya. Saya yakin mereka tidak pernah berniat membeda-bedakan persahabatan di antara rekan-rekan lain, namun hanyalah semata-mata dikarenakan keterbatasan jumlah oleh-oleh yang bisa dibawanya saja.

Bagi teman-teman yang berbeda kantor dan tak pernah temu darat pun juga bisa saling memberikan oleh-oleh sebagai tanda keinginan untuk menjaga kualitas persahabatan. Di jaman elektronic-mail ini, oleh-oleh tidak harus berupa makanan atau gift namun juga bisa berupa electronic oleh-oleh berupa kisah atau foto-foto perjalanan via e-mail.

Saya tidak pernah merasa electronic oleh-oleh sebagai virtual oleh-oleh, karena apapun oleh-olehnya tetap terasa betul-betul 100% real. Ucapan terimakasih saja rasanya masih jauh dari mencukupi buat secuil oleh-oleh. Namun saya juga tak tahu harus bilang apa selain terimakasih ke seorang sahabat yang kemaren mau repot-repot mengirim oleh-oleh dari Turkey berupa seabrek foto perjalanannya.
Kebayang ga sih... andaikata kita sama-sama susah nyari makan disono??
Oleh-oleh dari Turki

1 comment:

  1. Huih oleh - oleh... bisa bokek deh saya kalau harus dikasih satu per satu. Biasanya sih kalau habis pulang dari suatu daerah saya cuma "ngasih" oleh - oleh foto dan cerita saja :D

    ReplyDelete