Thursday, November 09, 2006

Marketing Remang-Remang

Remang-remang clubbing di Ibukota
Bagi sebagian praktisi penjualan (sales) dan pemasaran (marketer), kegiatan profesi di nite club, cafe, lounge atau tempat remang-remang lain adalah hal yang lumrah atau pernah dilakukan. Ada kalanya kegiatan tersebut berupa clubbing yaitu acara kumpul bareng komunitas tertentu di tempat remang-remang. Clubbing berbeda dengan resepsi pernikahan yang umumnya diselenggarakan di tempat terang benderang dengan undangan dari berbagai kalangan. Clubbing bisa dilaksanakan secara swasembada atau disponsori oleh suatu perusahaan sebagai bagian dari strategi marketing. Barangkali atas dasar inilah, sebuah kantor representatip produk telekomunikasi menyelenggarakan clubbing untuk komunitas para sales dan marketer distributornya di Jakarta.

Setelah menjemput seorang teman dari rumahnya, kami berlima berangkat ke undangan clubing tersebut. Mungkin gara-gara salah milih jalan atau memang pas lalu-lintas lagi macet total, rasanya perjalanan jadi lama nian. Apalagi kami tidak bawa sopir sehingga di jalan suka ragu-ragu dan berdebat sendiri mau lewat mana. Saya beberapa kali terima telpon selama perjalanan. Ada yang mau memberi tahu tentang undangan ini, ada yang mempertanyakan berangkat-tidaknya saya ke undangan ini, ada pula yang terus terang khawatir bisa-bisa acara sudah bubar saat kami sampai.

Kalau dilihat dari jam undangan, jelaslah kami datang terlambat beberapa jam di cafe remang-remang tersebut. Bisa jadi banyak acara terlewatkan tapi untungnya acara terakhir khusus fun belum dimulai. Clubing seperti ini biasanya diawali orasi-orasi para pejabat pihak sponsor kemudian dilanjutkan dengan promosi-promosi marketing dan presentasi-presentasi teknologi terbaru mereka. Terlepas dari asas manfaat, kebetulan saja saya memang lagi males banget sama yang namanya marketing dan teknologi apalagi di acara model beginian.

Ada puluhan tamu undangan dari beberapa perusahaan, sebagian besar saya kenal karena memang masih didominasi oleh muka-muka lama tapi banyak juga yang belum saya kenal termasuk MC-nya. Oleh karena itulah sewaktu kami masuk ruangan, saya sempatkan berkenalan dengan sang MC, yang sepertinya sengaja disewa oleh pihak sponsor dari perusahaan EO (Event Organizer). Saya pikir hal ini wajar saja, sebagai tamu apalagi terlambat banget maka saya merasa berkewajiban memperkenalkan diri ke MC yang notabene mewakili tuan rumah. Paling tidak daripada dituduh sebagai tamu tak diundang. Anehnya hal ini mengundang tawa riuh para hadirin. Ada teman yang berbisik bahwa sebelum kami datang suasananya kurang begitu seru padahal katanya di undangannya dicetak besar-besar Full Surprises.

Selain disediakan hidangan makan malam, disediakan juga permainan-permainan olah-raga indoor seperti sepak bola mini, basket mini (handsal?) dan bilyard. Acara ini diakhiri dengan pemberian hadiah untuk bintang tamu hasil pilihan MC sendiri. Tentu saja, yang dimaksud MC bukanlah artis kondang yang sengaja diundang oleh EO untuk turut memeriahkan suasana, melainkan tamu undangan yang dinilai telah men-support kinerja EO dalam memeriahkan suasana. Tak salah pihak sponsor memilih EO ini, MC-nya memang pintar.

0 comments:

Post a Comment