Tuesday, May 04, 2010

Kesambit Meteor

Tanggal 5 Mei 2010 besok diprediksi akan ada hujan meteor di Indonesia. Entah bagaimana prediksi LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) ini bisa bocor ke media massa sehingga tersebar luas ke khalayak ramai. Setidaknya prediksi ini pernah dilontarkan oleh Thomas Djamaluddin, Peneliti Utama (Profesor Riset) Astronomi dan Astrofisika LAPAN yang dimuat di Republika beberapa hari lalu. Namun demikian sampai kini belum ada paparan resmi prediksi seberapa lebatnya hujan meteor tersebut, mulai jam berapa, berapa lama, rincian lokasinya, dll.

Mencoba mengingat-ingat kembali pelajaran IPA. Jatuhnya benda-benda meteorid dari angkasa ke bumi yang disebut sebagai meteor belum bisa diprediksi karena meteorid tak punya orbit, jatuh ke buminya pun sporadis. Beda dengan komet yang punya orbit tertentu sehingga kapan lewatnya bisa diprediksi. Kata komet sendiri berasal dari bahasa Yunani, comet, yang berarti rambut panjang terurai (ga pakai gelung tekuk) melambai-lambai karena buntut gugusan debu-debu partikel asteroid pada lintasan orbitnya mirip kilauan lambaian rambut panjang.

Apabila lintasan bumi dan lintasan komet berpapasan di galaksi kita maka sebagian debu-debu asteroid dari komet itu bisa terlihat dari bumi. Sebagai contoh, komet Hale-Bopp bisa diprediksi akan melintasi matahari galaksi kita tiap 2400 tahun, dimana akan kembali pada tahun 4397. Partikel asteroid diprediksi bisa dilihat dengan mata telanjang pada 13 April 2029 di wilayah Eropa, Afrika dan Asia bagian barat. Asteroid ini lebarnya kurang lebih 320 meter. Diantara debu-debu asteroid mungkin saja ada yang muncrat sampai ke permukaan bumi yang disebut sebagai meteor.

Meteor menjadi topik hangat perbincangan masyarakat akhir-akhir ini terutama paska heboh "Meteor Duren Sawit", sebutan untuk berita seputar benda asing jatuh di rumah Bapak Sudarmojo (70 tahun) di Jl. Delima VI gang 2 RT 01/05, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta timur pada Kamis Pahing 29 April 2010 (14 Jumadilawal 1431-H) sekitar 16:15 WIB. Belakangan dikabarkan, berdasarkan hasil penelitian, benda asing penyebab runtuhnya bangunan rumah 2 lantai dan merusak 2 rumah tetangganya tersebut adalah meteor yang berupa debu seperti tanah dan cairan. Bisa jadi debu dan cairan tersebut berasal dari gumpalan debu lembap karena mengandung zat cair yang kemudian tercerai berai setelah nabrak-nabrak tembok dan lantai.

Bagi yang pernah mempelajari fisika modern hal ini mudah diterima akal mengingat rumus sederhananya:
E = MC2 ,
dimana E adalah Energi, M adalah massa, dan C adalah kecepatan cahaya.

Jadi meskipun massa gumpalan debu lembab tersebut amat kecil, namun karena jatuh dengan kecepatan amat tinggi mendekati kecepatan cahaya maka akan menyebabkan energi yang luar biasa besarnya. Selain energi mekanis yang merusak bangunan dan material fisik di dalam rumah, juga dihasilkan energi panas yang amat tinggi. Panas yang amat tinggi ini menyebabkan banyak perabotan di dapur dan ruang tengah kepanasan menjadi meleleh, berkerut dan hangus seperti bekas terbakar. Oleh karena itulah Pak Sudarmojo sempet kepikiran rumahnya hancur gara-gara ledakan tabung gas elpiji yang akhir-akhir ini sering diberitakan media massa.

Telah diberitakan pula bahwa Pak Sudarmojo sudah mendapat santunan dari Pemda DKI sebagai bantuan dana renovasi rumahnya kembali sebesar Rp.15 juta. Namun beliau menyatakan tak berniat merenovasi rumah yang telah kesambit meteor itu, bahkan berniat akan menjualnya beserta tanahnya seluas 78 meter persegi sesuai NJOP (Nilai Jual Obyek Pajak) yang menurutnya Rp. 1 juta per meter. Entahlah apa motivasi beliau, apakah sudah bener-bener kapok tinggal di Jakarta, atau mungkin terimbas polemik soal layak tidaknya anggaran pembangunan gedung baru DPR RI sebesar Rp. 1,8 trilyun gara-gara gedung Nusantara 1 yang sekarang miring 7 drajat dan retak-retak, atau ada motivasi-motivasi lainnya. Apapun motivasinya, yang jelas kepada wartawan beliau mengutarakan keinginannya pindah ke Yogyakarta yang adem, ayem, tentrem daripada tinggal di ibukota.

Padahal belum tentu tinggal diluar ibukota bisa terbebas dari musibah kesambit meteor. Pada Kamis wage, 8 Oktober tahun lalu sekitar jam 11:30 WITA masyarakat kabupaten Bone dan sekitarnya di Sulawesi Selatan dikejutkan ledakan dahsyat sebanyak 4 kali yang disertai kilatan-kilatan cahaya di langit. Suara ledakan dahsyat tersebut juga menimbulkan guncangan di bumi berkekuatan 1,9 skala Richter. Tidak ada kerusakan bangunan akibat kesambit meteor dari angkasa, namun menimbulkan 1 korban jiwa anak penderita kelainan jantung yang terkejut atas fenomena alam tersebut.

Berbagai spekulasi penyebab ledakan muncul simpang-siur di masyarakat akibat ketiadaan keterangan resmi sama sekali dari pemerintah ataupun pejabat-pejabat yang berwenang. Dunia pun maklum, pada saat ini Republik Indonesia sudah tak ada lagi pejabat khusus Menteri Penerangan.

Barulah 2 minggu kemudian (23/10-2009), lembaga antariksa milik pemerintah AS, NASA menerbitkan keterangan resmi bahwa ledakan dahsyat di Bone tersebut akibat masuknya benda asteroid berdiameter kurleb 10 meter ke atmosfir bumi sebagai sebuah meteor yang meledak di ketinggian kurleb 10 km diatas permukaan bumi (lebih tinggi dari puncak Everest, 8,85 km). Daya ledakan mendekati 50 kiloton TNT atau sekitar 3X kekuatan bom atom Hiroshima, namun pecahan akibat ledakan tidak ada yang sampai ke permukaan bumi.

Bukti dampak terdahsyat dari benda asteroid yang sampai ke permukaan bumi yang dicatat dalam sejarah manusia saat ini terdapat di propinsi Free State di Afrika Selatan, dimana ditengahnya terdapat kota Vredefort. Sejak 5 tahunan lalu, situs ini terdaftar di UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia dalam bidang Geologi. Diyakini benda asteroid penyebab berdiameter lebih dari 10 km yang menyebabkan lubang di bumi dengan diameter antara 250 km sampai 300 km yang ditaksir terjadi sekitar 2 milyar tahun lalu.

Bisa dibayangkan bila benda asteroid sebesar itu jatuhnya di kampung Sampay alias kampung kaleng di jabal ahdor alias gunung hijau di Cisarua yang tersohorl sebagai syurga dunia bagi para pelancong pria arab itu, maka kawasan Jabodetabek sampai Bandung akan hancur berantakan.

Bukti lain dari dampak jatuhnya meteor yang sampai ke permukaan bumi yang populer di lembah Diablo di utara Arizona, AS. Situs ini pernah dipakai sebagai lokasi syuting film tentang allien berjudul Starman (1984) yang disutradarai oleh John Carpenter serta didokumentasikan oleh NASA sebagai lokasi latihan.persiapan misi Apolo ke bulan. Karena popularitasnya dampak di situs ini dikenal sebagai "Kawah Meteor" (Meteor Crater). Sementara para ilmuwan menamakannya kawah Barringer sebagai penghormatan kepada Daniel Barringer yang tercatat sebagai orang pertama yang mengajukan usul bahwa situs ini adalah dampak fragmen meteorit yang sampai ke permukaan bumi.

Ribuan benda yang ditengarai sebagai fragmen meteorit ditemukan disekitar suatu lubang bundar seperti lingkaran kawah dengan kedalaman sampai 170 m (tugu Monas 132 meter tenggelam) dikelilingi gundukan dipinggirannya setinggi 45 meter berdiameter 1,2 km (lebih dari 15X luas rumah Pak Sudarmojo di Duren Sawit). Diyakini fragmen meteor penyebab berdiameter 50 meter (5X meteor bone) dengan kekuatan ledakan 300 kiloton TNT atau sekitar 6X kekuatan ledakan meteor Bone. Menurut analisa para pakar astronomi dunia terjadinya Kawah Meteor ini ditaksir sekitar 50.000 tahun lalu.

Jadi menurut ilmu pengetahuan saat ini sudah bisa ditaksir bumi telah terbentuk setidaknya sejak milyaran tahun lalu, dan sudah banyak berbenturan dengan debu-debu angkasa. Bumi ini juga sebagian noktah dari debunya debu alam semesta yang konon diperkirakan setidaknya terdiri dari 100 milyar galaksi (punya sejumlah uang segitu saja sulit ngebayanginnya, apalagi galaksi?!). Sejak terbentuknya bumi telah mengalami berbagai peristiwa yang jejaknya masih ada yang bisa ditelusuri oleh ilmu pengetahuan manusia saat ini, seperti peristiwa kesambit meteor yang meninggalkan jejak situs Kawah Meteor tersebut.

Nah, sebagai umat beragama, tak ada salahnya mengaitkan fenomena alam dengan kisah-kisah para nabi di kitab suci. Misalnya nih,
"Pada zaman nabi siapa situs yang disebut sebagai Kawah Meteor tersebut terjadi?"

0 comments:

Post a Comment