Saturday, October 24, 2009

Leave or Love Your Wife

Hari ini air tak ngalir, jadi keinget kisah sumur tetangga di kampung dulu deh.



Waktu itu sejoli pasutri tinggal di sebuah rumah yang ada sumurnya di halaman belakang rumah. Semua tetangga di kampung tahu semua kalo sang istri cerewetnya minta ampun, terutama ke suaminya. Tiap hari selalu ada aja yang salah atau kurang. Tak jarang pula, kesalahan-kesalahan masa lalu suami diungkit-ungkit melulu. Mana kalo lagi cerewet, ngomel-ngomelnya kenceng banget sampe kedengaran tetangga sekitar.

Lama-lama, mungkin karena saking stresnya atau mungkin juga karena saking malunya ke para tetangga, maka sang istri dimasukkan ke kerangkeng dengan pintu terkunci kedalam sumur di halaman belakang rumah itu.

Satu dua hari, sang suami merasa lega dan tenang tanpa gangguan suara cerewet istri. Namun, mungkin karena kebiasaan dicereweti istri sudah bertahun-tahun, rasanya kok jadi wagu. Serasa aneh, ada yang hilang, biasa ada jadi ga ada, gitu gitu deh.

Maka sang suami pun mulai ngecek sumur. Ga ada suara sama sekali dari dalam sumur. Ah, barangkali istrinya sedang capek ngomel.

Ketika di cek lagi, ga kedengaran suara apa-apa. Apakah istrinya telah bisa sembuh total dari tradisi ngomel dan cerewetnya?

Hadow... Tiba-tiba timbul penyesalan yang begitu mendalam bila istrinya betul-betul tak lagi ngomel-ngomelin dia seperti biasanya selama ini. Sang suami nyadar betul kalo dirinya adalah tipe manusia yang tingkat kecerdasan dan motivasi kerjanya jauh dibawah rata-rata. Entahlah, bagaimana nasib hidupnya bila tak diomelin dan dicerewetin saban hari oleh istrinya. Yang dia yakini, tanpa support istrinya maka dia tak mungkin bisa memperoleh jabatan, ketenaran dan kekayaannya seperti saat ini.

Maka dengan penuh penyesalan, sang suami pergi ke sumur untuk menimba keatas kembali istrinya.

Herannya... rasa-rasanya berat timbaannya jauh lebih berat dari berat badan istrinya. Apakah didalam sumur istrinya makan melulu daripada stres ga ada yang diomelin? Eniwe, sang suami tetap berupaya keras menimba keatas kembali kerangkeng sang istri dengan sekuat tenaganya.

Setelah sampai atas, ternyata yang yang ditimbanya dengan amat susah payah itu bukanlah istrinya, namun sesosok jin hitam gendut dan tinggi besar pula. Saking hitamnya, yang kelihatan cuma kedua biji matanya saja. Saking besarnya, tubuhnya menutupi lubang sumur secara rapat-rapat terkapar diatas kerangkeng yang ternyata sudah kosong dengan pintunya terbuka.

Tentu saja sang suami kaget bukan kepalang. Katanya:
Mana istriku ??

Jawab si jin sumur:
Tuh dibawah. Tobaaat... Mau dikasih apapun, aku tak akan mau lagi lagi kembali kesitu. Aku betul betul kwapoook... sak kapok kapoknya pol. Ampuuuuun......

1 comment: