Saturday, March 13, 2010

Hikmah Lodong Kehidupan

Perut masih berasa begah kekenyangan namun ku belum merasa ngantuk meski jam di dinding sudah menunjukkan tengah malam di malam minggu ini. Mungkin gara2 tadi bobo siang kalik yaa...

Lodong Krupuk
Kulihat lodong berisi krupuk di meja makan. Ku tak yakin apakah lodong ini bahasa indo apa bukan, atau kalo bukan apa padanan katanya dalam bahasa indonya. Eniwe, lodong ini berbentuk bulat menyerupai gelas besar dan ada tutupnya. Semuanya transparan terbuat dari kaca. Setauku lodong biasanya untuk wadah krupuk.

Melihat lodong ini ku teringat dongeng tentang seorang guru bersama para murid-muridnya.

Sang guru meminta murid-muridnya memasukkan krupuk ke lodong itu. Maka mereka pun dg tertib memasukkan krupuk satu per satu. Ketika lodong itu penuh, murid selanjutnya berkata:
Guru, saya tak bisa memasukkan krupuk lagi karena lodong ini sudah penuh.

Kata sang guru:
Okelah kalo begitu, sekarang masukkan kacang goreng masing2 sekepal tangan.

Murid muridpun memasukkan kacang goreng masing masing sekepal tangannya. Sampai akhirnya, seorang murid berujar:
Guru, saya tak bisa lagi memasukkan kacang goreng krn lodong ini telah penuh terisi.

Kata sang guru:
Okelah kalo begitu. Sekarang masukkan gula pasir ke lodong itu. Secara gotong royong saja.

Para muridpun berusaha mengisi lodong itu dengan gula pasir sampai tak bisa diisi lagi karena lodong telah penuh dengan krupuk, kacang goreng dan gula pasir.

Kata sang guru:
See? Kita bisa mengisi 1 lodong dg 3 jenis makanan sampai penuh asal tahu caranya. Coba bayangkan kalo tadi kita penuhi lodong dg gula pasir dulu, maka jelaslah lodong itu hanya penuh 1 jenis materi saja, yaitu gula pasir.

Begitulah dengan kehidupan kalian. Bila otak kalian dipenuhi oleh ilmu-ilmu yang cemen-cemen, maka hikmah-hikmah besar akan sulit kalian pahami. Begitu pula bila hidup kalian dipenuhi oleh perkara-perkara kecil, maka hal-hal besar tak akan mungkin kalian dapatkan. Jadi prioritaskanlah dan fokuslah ke sedikit perkara besar yang mampu kalian raih daripada persoalan persoalan kecil yang mungkin jauh lebih mudah didapatkan secara sering dan banyak.

Para murid pun mengangguk-angguk. Ada seorang murid yang mengangkat tangan untuk bertanya atau berkomentar.

Kata murid itu:
Guru, apakah hal-hal besar selalu wajib kita prioritaskan untuk kita fokuskan sebagai yang pertama dan utamakah ?

Kata sang guru:
Sharingkan saja apa pendapatmu ke teman temanmu disini.

Kata murid tersebut:
Bagaimana bila gula tersebut adalah biji-biji emas sehingga saya bisa membawa lodong penuh emas itu ke toko emas, kemudian uangnya saya bisa belikan krupuk, kacang goreng,, gula. dll. ?

Kata sang guru:
Nah, itulah intisari pelajaran kita kali ini. Kita tadi telah membahas kuantitas dengan kualitas yang sama, yaitu sama-sama berkualitas makanan. Dengan bekal lodong penuh makanan itu kita bisa pergi kemping dengan cukup membeli teh di warung, maka kita bisa menikmati ngeteh manis sambil makan krupuk dan kacang goreng.

Namun hal-hal kecil pun belum tentu sepele, karena ia bisa punya kualitas atau value yang jauh lebih berharga daripada hal-hal yang besar.

Kalo kita bisa meraih hal besar dan berkualitas tinggi, maka prioritaskanlah dan fokuslah ke hal tersebut. Bila tak bisa, maka prioritaskanlah dan fokuslah ke hal-hal yang bisa bernilai tinggi meskipun dari hal hal kecil. Kalau tak bisa juga untuk mendapatkan kualitas atau value yang tinggi, maka prioritaskanlah dan fokuslah ke hal-hal yang paling besar yang kalian bisa raih.

Ups, maaf.... HP ini udah lobet, mana jari-jari udah pegel pulak.
Selamat tidur n dismiss!..

0 comments:

Post a Comment