Thursday, May 21, 2009

Biang Sial Transportasi NAHASional

Hercules C-130 via Mabes TNI

Turut berduka cita yang mendalam atas malapetaka Hercules C-130 nahas di Magetan kemarin. Semoga malapetaka transportasi yang menewaskan korban jiwa seperti ini, apalagi yang lebih parah lagi, jangan sampai terjadi lagi.
Dari tadi malam nonton TV belum begitu terasa apa-apa selain keprihatinan yang mendalam atas petaka jatuhnya pesawat nahas Hercules C-130/A-1325 milik Skadron Udara 31 (Transportasi dan Logistik) Halim Perdanakusuma TNI AU.

Namun tadi pagi sewaktu membaca status facebook seorang temen seangkatan SMP atas korban teman SMP-nya yang bernama Bugi, tiba-tiba sekujur tubuh berasa mak griiing...... sehingga saia pun ngomen seapaadanya atas status temen tersebut.

Saia mau akui ataupun tidak, faktanya kapasitas memori saia memang amat terbatas. Praktis saia sudah lupa nama-nama temen SMP. Namun perasan mak gring yang amat kuat itu memaksa otak mengingat-ingat kembali nama-nama temen SMP yang bernama Bugi.... Bugi... hmm...... yang mana ya?

Hanya satu dua nama teman yang masih tersisa di ingatan. Salah diantara satu teman itu adalah seorang sahabat saya selama SMP bernama Benediktus Bugi Dewantono. Tak ada lagi nama Bugi lain seangkatan di SMP. Cek cek sana-sini....

Dan ternyata... .... bener. Letkol Bugi yang ada dalam daftar korban tewas tak lain tak bukan adalah pemilik nama ini. Meskipun saia belum memperoleh info apapun mengenai CV Letkol Bugi, but I feel very very sure about it! Lunglailah sekujur badan terkenang persahabatan kami dalam belajar dan bermain bersama saat SMP. Semoga keluarga Letkol Bugi, istri dan kedua putra-putrinya di Malang tabah menerima kenyataan ini.

.... .... ...
.... .... ...

Banyak pernyataan pejabat terkait di berbagai media menyebutkan kenyataan ini bukan sebagai suatu kecelakaan namun petaka atau kesialan. Dengan demikian pesawat itu tidak disebut sebagai pesawat celaka namun lebih disebut sebagai pesawat yang gi sial atau pesawat nahas.

Kecelakaan lebih mengundang konotasi akan kejadian akibat dosa-dosa manusia terkait baik purchase error, human error, management error ... ... atau error apalah namanya, yang jelas kecelakaan tidak semata-mata disebabkan Tuhan yang gi error. Misalnya disebabkan tak ada prioritas terhadap keselamatan jiwa manusia, tak pernah berhasil menganggarkan baik anggaran untuk upgrade, update, maintenance rutin ataupun pengadaan baru sebagaimana rekomendasi umum, dlsb. Untuk membuat sebuah konklusi sebab musabab suatu kecelakaan pada umumnya amat rumit dan banyak hal yang harus dikaji dari berbagai segi.

Beda halnya dengan kesialan. Tak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menghindar dari takdir Tuhan. Kecelakaan datang sendiri tanpa pernah diundang, dan bisa jadi tak pernah datang meskipun sudah dipersiapkan segala atribut penyambutan kedatangannya. Pembahasan kesialan pada umunya jauh lebih simpel daripada kecelakaan. Gak butuh macam-macam logika ataupun teori antisipasinya, bahkan kebanyakan follow-ups kesialan cukup mengandalkan intuisi saja. Selanjutnya... pasrah.

Bila kecelakaan adalah suatu kejadian tak terduga yang wajib dianalisa dan diriset sebab musababnya secara menyeluruh sebagai dasar plening follow-ups agar tak pernah terulang lagi kejadian serupa atau yang lebih parah lagi, maka dalam kontek kesialan, semua itu "tak sungguh-sungguh dibutuhkan". Kalo mo mati sih... mati aja, dimana aja n kapan aja. Hidup mati ditangan Tuhan.

Pencegahan kesialan tak diperlukan dalil-dalil logis dan ilmiah ataupun teknologi canggih. Kalopun diperlukan follow-up maka cukup buang biang sialnya. That's all n then... dismiss.


Pada saat ini perhatian masyarakat sedang terpusat pada sosok Jenderal Djoko Santoso sebagai Panglima TNI. Apakah seorang panglima memiliki kemampuan mencukupi kebutuhan semua angkatan dalam TNI masa kini? Bila seorang PangLima belum juga mampu barangkali.... dibutuhkan seorang PangEnam X Y.......

Namun jatuhnya pesawat nahas di desa Geplak, kecamatan Karas, kabupaten Magetan, Jatim, yang menewaskan 101 jiwa manusia ini belum tentu menjatuhkan seorang pangLima atas tanggungjawabnya memenuhi kebutuhan semua angkatan dalam TNI. Sejak beliau menjabat per 28/12-2007 (baru) pertama kali inilah diberitakan di berbagai media masa sipil terjadinya kesialan dalam transportasi militer yang menewaskan lebih dari 100 jiwa manusia.

Ada sobat bloger yang mengingatkan petuah Bung Karno via komennya di blog ini, JAS MERAH yang maksudnya kurleb: Jangan Sekali-kali melupakan, memlintir ataupun memanipulasi sejaRAH. Wajah bangsa bisa dilihat dari sejarahnya. Melupakan sejarah berarti melupakan wajah bangsa sendiri.

Gak usah mengingat-ingat ke masa lalu mengalir sampai jauh, selama pemerintahan SBY saat ini saja daftar kesialan-kesialan dalam tranportasi sipil yang secara skala memakan tumbal lebih dari 100 jiwa manusia sbb.:

  • 5/9-2006: Pesawat nahas Mandala Airlines RI 091 hancur meledak di Medan telah menewaskan 148 jiwa manusia
  • 8/7-2006: Kapal Motor (KM) barang nahas Digoel tenggelam di perairan Arafura telah menewaskan lebih dari 200 jiwa manusia
  • 29/12-2006: KM feri nahas Senopati Nusantara tenggelam di perairan kepulauan Karimunjawa telah menewaskan minimal 628 jiwa manusia
  • 1/1-2007: Pesawat nahas Adam Air KI-574 lenyap entah dimana telah menewaskan 102 jiwa manusia

Seiring lenyapnya pesawat nahas Adam Air ini juga telah membuat blog nahas ini mati suri selama lebih dari 2 tahun. Mati surinya blog nahas ini pun bukan sebagai kecelakaan yang tak disengaja melainkan suatu kesialan belaka wuehehehe.......

Meskipun telah dianggap sebagai kesialan-kesialan yang secara frekuentatif dan kuantitatif total jumlah jiwa manusia yang tewas amat fantastis dalam periode kurang dari 1 tahun tersebut diatas, namun belum tentu segera mendapat follow-ups sedini mungkin, at least membuang biangnya kesialan.

Data sejarah transportasi sipil diatas belum termasuk terbakarnya pesawat nahas Garuda Indonesia GA 200 di Yogyakarta yang telah menewaskan 22 jiwa manusia pada 7/3-2007. Meskipun secara kuantitas jumlah yang tewas kurang dari 100 jiwa manusia, namun secara kualitatif diantara penumpang pesawat nahas ini terdapat beberapa tokoh nasional dan rombongan jurnalis yang akan meliput kunjungan mentri luar negeri ostrali Alexander Downer ke Yogyakarta. Salah satu tokoh nasional nahas yang tewas adalah tokoh pandu/pramuka nasional yang juga mantan rektor UGM (1986-1990) Prof. Dr. Kusnadi Hardjosumantri.

Tepat 2 bulan kemudian yaitu pada 7/5-2007, Ir. M. Hatta Radjasa dimutasikan dari menteri perhubungan ke mensesneg. Boleh jadi berbagai kesialan terjadi di kesekretarisan negara namun yang lebih penting.... mudah-mudahan sih tak pernah terjadi lagi kesialan-kesialan di bidang transportasi sipil yang bisa menewaskan ratusan jiwa warga sipil per kejadian.

Sebelum jatuh tempo 100 harinya, yaitu pada puncak peringatan Hardiknas 26/5-2007 di komplex candi Prambanan, Presiden SBY menyerahkan penghargaan Satya Lencana Sewaka Wiraya Roha atas jasanya sebagai pencetus dan pejuang penerapan KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi para mahasiswa Indonesia. Penghargaan tersebut beserta tabungan yang nilainya tak dipublikasikan diterima oleh istri almarhum Ny. Nina Sutarina Koesnadi.

Setiap bangsa memiliki caranya masing-masing untuk menuntaskan permasalahannya.

Terlepas make sense apa kagak, fakta sejarah menunjukkan setelah itu sampai saat ini, bila dibandingkan masa sebelumnya maka bisa dikatakan tak ada lagi berita heboh nasional tentang kesialan-kesialan yang menewaskan banyak korban jiwa dalam bidang transportasi sipil.

Kesialan transportasi nasional pesawat militer nahas di Magetan yang bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional kemarin tentunya diluar skop bidang tranportasi sipil sehingga tak termaktub dalam jobdes menteri perhubungan. Namun banyak orang percaya sial atau nahas tak hanya menimpa transportasi sipil saja. Dunia penerawangan pun mulai berspekulasi selama biang sial saat ini belum juga di ruqiah, apakah akan menyusul nahas-nahas di TNI selanjutnya?

Kejadian sial atau nahas tak bisa diproyeksikan ataupun diprediksi secara ilmiah selain diterawang saja. Nggak make sense for common sense. Indonesia getto loh.

5 comments:

  1. moga di kasih sabar ya

    ReplyDelete
  2. Kita memang sering tidak pernah belajar dari kesalahan.Sehingga kesalahan yang sama selalu terulang.

    ReplyDelete
  3. Moga tragedi seperti ini tidak terulang lagi di negara kita.

    ReplyDelete
  4. yuhuuuuuuu aku datanggggggggg

    bawa OOT ini :

    DIAN SASTROWARDONO, SANDRA DEWO, LUNA MOYO n QUEENY O GUSSOVA mengucapkan MINAL AIDIN WAL FAIDZIN muhun mahab lahir en batin. Angkat GELAS mu om, LET’S CELEBRATE *ROCK*

    ReplyDelete