Monday, November 27, 2006

Bersukur Dalam Masalah

Belakangan ini saya sering mendengar kisah sedih kesulitan air bersih di Jakarta baik dikarenakan air ledeng lama tidak mengalir atau sumur yang mengering. Banyak terdengar cerita ikhtiar-ikhtiar dalam mengatasi kesulitan air ini seperti memperdalam sumur dari sekitar 5 meter menjadi 15 meter atau lebih serta mengganti pompa air baru dengan daya yang lebih besar disamping juga menurunkan posisi pompa air beberapa meter ke dalam tanah.

Rupanya kisah sedih kesulitan air bersih tidak hanya terjadi di Jakarta saja. Di media masa ramai diberitakan, di Barito Kuala, Kalimantan Selatan, beberapa hari yang lalu seorang ahli sumur bor yang terkenal di kawasan itu gagal menemukan air setelah mata bornya patah terantuk batu pada kedalaman 130 meter. Saat lokasi pengeboran dipindah, yang didapatkan bukannya air bersih melainkan semburan kencang air campur lumpur dan gas yang gemuruh suaranya saja terdengar dari jarak 50 meter. Ikhtiar mengatasi kesulitan air malah mendatangkan bencana bagi warga sekitar.

Tadi malam kami berkunjung ke keluarga adik di kawasan Jakarta Timur. Sungguh prihatin kami mendengar kisah bahwa sudah sekitar 2 bulan ini di lingkungan tempat tinggalnya kesulitan air, baik dari ledeng maupun sumur. Banyak warga terpaksa membeli air minum galon isi ulang untuk segala keperluan sehari-hari termasuk mandi dan mencuci. Di kawasannya tidak ada penjual air dorongan seperti di beberapa kawasan di Jakarta Barat dan Utara. Konon, saking langkanya air, bisnis air di kawasan tersebut berkembang amat pesat dalam kurun waktu dua bulanan ini. Hanya dalam waktu sekitar dua bulanan itu, penjual air yang dulunya perorangan menjajakan dagangannya dengan sepeda motor, sekarang sudah mendistribusikan air dengan kendaraan roda empat dan sudah punya karyawan pula. Sempat terbetik doa bersama tadi malam agar hujan segera turun.

Sungguh melegakan hati rasanya menyaksikan Jakarta mulai diguyur hujan deras pada siang ini. Meskipun bagi banyak orang hal ini menandakan Jakarta bakalan ditimpa banyak kesusahan dan permasalahan gara-gara genangan banjir, pohon tumbang atau lampu lalu-lintas mati seperti tahun-tahun sebelumnya, saya tetap bersukur. Rasa cemas dan khawatir akan kesulitan-kesulitan pulang-pergi ke kantor gara-gara kemacetan lalu-lintas akibat guyuran hujan jauh berkurang, kalaupun tak bisa dikatakan sirna sama sekali. Apalah artinya kesulitan-kesulitan tersebut dibandingkan kesulitan-kesulitan akibat teramat kekurangan air alias paceklik ataupun teramat kebanyakan air alias kebanjiran. Setiap orang hidup punya masalahnya masing-masing.

Bila ada orang yang bilang tidak punya masalah, tidak lantas berarti memang tidak ada permasalahan yang dihadapinya. Bisa jadi orang itu tidak mau mengatakannya atau tidak jeli mencari masalah yang ada. Apabila masalah tak kunjung dituntaskan maka masalah-masalah tersebut akan semakin parah dan lama-kelamaan akan menyampah menjadi sumber wabah serba salah yang bikin latah marah-marah.

Apapun masalah yang menimpa kita, taklah mungkin tak ada alasan untuk tetap bersyukur karena sebenarnya masalah adalah anugerah yang harus dihadapi dengan tabah tanpa gegabah agar terhindar dari musibah. Pengalaman-pengalaman dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan itulah, bagian dar proses belajar pendewasaan diri.

Pembelajaran mendewasakan diri tak ada batasnya, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas penyelesaian masalah. Belajar untuk meningkatkan pendewasaan diri bisa atas kemauan sendiri maupun ketika kita mendapat masalah-masalah berat, antara lain:

  • Ketika kau merasa kemampuanmu diremehkan, maka saat itu kau sedang belajar KESABARAN.

  • Ketika kau merasa upayamu tak dihargai, maka saat itu kau sedang belajar KETULUSAN.

  • Ketika kau merasa lelah dan kecewa, maka saat itu kau sedang belajar KESUNGGUHAN.

  • Ketika kau merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kau sedang belajar KETANGGUHAN.

  • Ketika kau merasa dizalimi atau teraniaya, maka saat itu kau sedang belajar MEMAAFKAN (TIDAK DENDAM).

  • Ketika kau merasa jenuh dan membosankan, maka saat itu kau sedang belajar KREATIF.
Masih mau ngeles tak mau bersyukur ketika kau mendapat masalah ?

2 comments:

  1. sama mas,di smrng..tepatnya di kostku juga krisis aer neh...

    ReplyDelete
  2. subhanaLLah... tRasa pas aq..

    ReplyDelete